Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Libatkan Industri Kecil dan Menengah dalam Produksi Alat Peraga Kampanye

"Kami mendorong agar alat-alat kampanye seperti yang sederhana itu kayak kaos dan jersey, industri dalam negeri kita, Industri Kecil dan Menengah (IKM) itu yang buat. Tinggal nego. Begitu juga yang cetak-cetak, spanduk itu juga kita bisa," kata Reni saat ditemui di Gedung PIDI 4.0, Kebayoran, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Reni mengatakan, industri kecil dan menengah (IKM) memiliki banyak kelompok sehingga terbiasa dengan permintaan banyak termasuk selama masa kampanye.

"Sebenarnya kalau volume tertentu seperti itu jangan khawatir, IKM kan punya kelompok, dia bisa dengan kelompoknya untuk penuhi order yang banyak," ujarnya.

Lebih lanjut, Reni mengatakan, hingga saat ini, dirinya belum menerima keluhan dari industri kecil dan menengah terkait permintaan alat kampanye.

"Belum ada, jangan kan buat kaos partai politik, buat belanja alat modern sekalipun, IKM kita bisa buat. Kayak alat kesehatan, apalagi kalau sebatas jersey. Buat jersey bagus juga kita mampu dengan harga yang kompetitif," ucap dia.

Akibatnya, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak kebagian untung.

Ia mengaku sudah mengecek ke beberapa konfeksi yang kerap menerima pesanan partai. Sayangnya, pihak konfeksi menyatakan hanya sedikit menerima pesanan alat peraga kampanye.

Bahkan, ada pula usaha konfeksi yang sama sekali tak mendapat order dari parpol.

"Saya cek ke perusahaan konfeksi, baju partai kampanye kayaknya juga enggak dibuat di sini. Enggak ada (dampaknya Pemilu buat UMKM). Bisa jadi mungkin (impor)," kata Teten saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

"Saya cek ke produsen yang biasa, 2-3 tahun lalu produksi alat peraga kampanye, seperti bendera, spanduk, kaus, enggak ada yang bikin di dalam negeri," imbuhnya.

Teten menyatakan, pembuatan kaus partai di mana pun sah-sah saja. Namun, ia meminta komitmen partai politik untuk memajukan UMKM.

Terlebih, pemerintah tidak bisa memberikan sanksi karena tidak ada aturan yang melarang pembuatan alat peraga kampanye di luar negeri.

"Sebagusnya memang dibikin dalam negerilah. Ini kan Pemilu bagi rakyat kecil, UMKM, itu kan justru berkah. Karena banyak pesanan tadi (seperti) kaus, spanduk, bendera, itu kan hidupkan ekonomi rakyat selain kuliner," ucap Teten.

Teten menduga pembuatan alat peraga kampanye di luar negeri bertujuan untuk menekan ongkos Pemilu.

Bisa saja, kata dia, memesan produk dari luar negeri lebih murah dibanding di Indonesia.

"Ya mungkin lebih murah (makanya beli di luar)," ucap Teten.

Adapun beberapa perusahaan konfeksi yang sudah dia cek adalah perusahaan konfeksi di wilayah Majalaya, Bandung.

Biasanya, lanjut Teten, perusahaan konfeksi di wilayah Jawa Barat kerap menerima pesanan saat Pemilu tiba.

"Sudah cek tuh di Bandung, di sentra-sentra pembuat bendera, kaus, enggak ada pesanan dari semua partai. (Kalau pesanan) kecil (masih) ada lah, dari caleg," ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2023/12/12/164424026/libatkan-industri-kecil-dan-menengah-dalam-produksi-alat-peraga-kampanye

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke