JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini pemerintah belum memutuskan skema merger atau penggabungan maskapai penerbangan Pelita Air dan Citilink.
Menurutnya, penetapan skema merger kedua maskapai milik negara tersebut bergantung pada kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Oleh sebab itu, pihaknya sedang menunggu laporan keuangan Garuda Indonesia.
"Belum, belum (penetapan skema merger). Kita lagi tunggu laporan akhir tahun Garuda dulu," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu saat ditemui di Waskita Rajawali Tower, Jakarta, Senin (8/1/2024)
Tiko memang pernah bilang bahwa merger Pelita Air dan Citilink akan dilakukan setelah keuangan Garuda Indonesia dalam kondisi sehat. Hal ini mengingat Garuda Indonesia yang menjadi induk usaha Citilink sedang melakukan restrukturisasi kondisi keuangannya.
Sebelumnya diberitakan, ada dua opsi untuk penggabungan maskapai BUMN, yakni lisensi penerbangan reguler Pelita Air dialihkan ke Citilink, atau ketiga maskapai BUMN itu langsung masuk ke Injourney atau BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia.
"Ini tergantung dari kemampuan Garuda untuk restrukturisasi, kita akan review (tinjau) sampai akhir tahun apakah Garuda sudah sehat akhir tahun ini," ungkapnya saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Senin (6/11/2023).
Dia bilang, perbaikan ekuitas perlu dilakukan agar ke depannya Garuda Indonesia bisa melakukan penambahan pesawat melalui sewa ke perusahaan penyewa pesawat (lessor company).
"Nah negative equity-nya (ekuitas negatif) itu sedang kita bereskan. Karena kalau negative equity kan sulit untuk dapat leasing (sewa) ke depan. Jadi ini kita rapihkan dulu," kata dia.
https://money.kompas.com/read/2024/01/08/210000826/wamen-bumn--skema-merger-pelita-citilink-tunggu-laporan-keuangan-garuda