Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengawali Sesi Perdagangan, IHSG dan Rupiah Melemah

Melansir data RTI pada pukul 09.04 WIB, IHSG berada pada level 7.196,15 atau turun 0,06 persen (4 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.200,2.

Sebanyak 216 saham melaju di zona hijau dan 173 saham di zona merah. Sedangkan 222 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 3,2 juta saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang mengalami pelemahan. Sentimen eksternal yang membayangi pasar muncul dari ketegangan antara China dan Taiwan.

“Bertambah lagi satu ketidakpastian dimana ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan akan menjadi sorotan. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.150- 7.215,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak pada teritori negatif. Strait Times melemah 0,73 persen (23,5 poin) pada posisi 3.174,62, Shanghai Komposit turun 0,55 persen ke posisi 2.15,7, dan Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,03 persen ke posisi 16.185,62. Sementara itu, Nikkei naik 1,7 persen (590,3 poin) pada level 34.351,5.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah masih berkonsolidasi terhadap dollar AS. Pasar masih menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam.

Dia bilang data inflasi ini akan mengonfirmasi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan the Fed. Bila menunjukkan inflasi kembali meningkat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, ekspektasi pasar tersebut akan menurun dan dollar AS bisa menguat lagi dan sebaliknya.

“Dollar AS masih memperlihatkan penguatannya terhadap nilai tukar lainnya pada perdagangan kemarin. Rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp 15.540 per dollar AS, sementara potensi penguatan ke arah Rp 15.500 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, penguatan dollar AS terjadi sejak awal tahun yang didukung oleh membaiknya data tenaga kerja dan manufaktur AS. Membaiknya data-data tersebut membuat ekspektasi pelaku pasar bahwa pemangkasan akan segera terjadi, sedikit menurun.

Di sisi lain, indeks dollar AS masih bergerak di atas level 102. Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun masih berada di atas level 4 persen.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2024/01/10/092517326/mengawali-sesi-perdagangan-ihsg-dan-rupiah-melemah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke