JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Pop asal Amerika Serikat, Taylor Swift akan menggelar konser bertajuk "The Eras Tour" pertamanya di Singapura pada Sabtu, 2 Maret 2024. Adapun Taylor akan menggelar 6 rangkaian konser di negara tersebut.
Dilansir Fortune, Jumat (1/3/2024), para analis di Amerika Serikat sudah membicarakan dampak besar yang terjadi pada perekonomian imbas dari konser Taylor Swift yaitu, ada tambahan belanja konsumen sebesar 5 miliar dollar AS.
Saat ini, giliran Singapura yang akan memetik hasil dari konser Taylor Swift atau biasa disebut dengan "Swiftonomics."
Berdasarkan data dari platform perjalanan Trip.com, pemesanan penerbangan masuk Singapura naik sebesar 186 persen selama periode 1 sampai 9 Maret 2024, dan pemesanan hotel naik 462 persen pada periode yang sama.
Sementara itu, Bank HSBC menyebutkan, konser musik dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Singapura.
HSBC mencatat bahwa jasa yang berhubungan dengan pariwisata menyumbang sekitar 10 persen terhadap PDB negara tersebut.
Negara-negara tetangga curigai lobi-lobi Singapura kepada Taylor Swift
Singapura merupakan satu-satunya tempat perhentian The Eras Tour, yang berarti para penggemar di kawasan ini harus melakukan perjalanan ke negeri singa tersebut untuk menyaksikan penampilan Taylor Swift.
Negara-negara tetangga Singapura kini bertanya-tanya apakah hal tersebut merupakan hasil dari permainan cerdas pemerintahnya.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin awal bulan ini menduga Singapura membayar penyelenggara konser hingga 3 juta dollar AS per pertunjukan, berdasarkan kesepakatan eksklusivitas.
“Pemerintah Singapura pintar. Mereka mengatakan kepada (penyelenggara untuk tidak mengadakan pertunjukan lain di (Asia Tenggara lainnya)," kata dia dikutip dari The Guardian.
Tak hanya Thailand, seorang legislator di Filipina bernama Joey Salceda meminta pemerintahnya untuk meminta jawaban dari pemerintah Singapura.
Dalam pernyataannya, ia mengatakan keputusan Singapura untuk membekukan negara tetangganya bertentangan dengan pendekatan berbasis konsensus ASEAN, blok regional untuk Asia Tenggara.
"Kesepakatan Singapura dengan Taylor Swift bukanlah kesepakatan yang dilakukan negara tetangga yang baik," katanya.
Menanggapi tuduhan tersebut, Dewan Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan Singapura telah mengkonfirmasi bahwa Taylor Swift menerima hibah dari pemerintah, namun menolak memberikan rincian apakah uang tersebut diberikan dengan syarat eksklusivitas.
Adapun menurut laporan Straits Times, Kallang Alive Sport Management (KASM) selaku pengelola Stadion Nasional Singapura, tempat Taylor Swift akan tampil disebut telah aktif merayu pelantun lagu "All too well" itu sejak awal tahun 2023.
https://money.kompas.com/read/2024/03/01/140613026/konser-taylor-swift-6-hari-di-singapura-pemesanan-tiket-pesawat-dan-hotel