Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonom: Konser Taylor Swift Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Singapura

SINGAPURA, KOMPAS.com - Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal I 2024 bakal dipengaruhi konser Taylor Swift di negara itu.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (12/3/2024), berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg terhadap beberapa ekonom, pertumbuhan ekonomi Singapura diperkirakan mencapai 2,9 persen pada kuartal I 2024.

Ini adalah angka pertumbuhan ekonomi tertinggi bagi Singapura dalam enam kuartal terakhir, menurut perkiraan median dalam survei tersebut.

Para ekonom juga menaikkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Singapura sepanjang tahun 2024 menjadi 2,5 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,3 persen.

Angka tersebut berada di batas atas perkiraan pemerintah sebesar 1 hingga 3 persen untuk tahun 2024.

Pada kuartal IV 2023, angka resmi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Singapura sebesar 2,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih rendah dari proyeksi sebesar 2,8 persen namun meningkat dari pertumbuhan 1 persen pada kuartal III 2024.

Pada tahun 2023, perekonomian Singapura tumbuh sebesar 1,1 persen, sedikit di bawah perkiraan pemerintah sebelumnya sebesar 1,2 persen.

Singapura adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah konser Taylor Swift bertajuk Eras Tour, setelah lembaga pemerintah Singapura mendapatkan kesepakatan eksklusif dengan sang penyanyi.

Lebih dari 300.000 tiket terjual untuk enam konser Taylor Swift di National Stadium hingga 9 Maret 2024. Banyak penonton konser Taylor Swift di Singapura berasal dari berbagai negara.

Ekonom DBS Chua Han Teng mengatakan, konser Taylor Swift diperkirakan menambah sekitar 300 juta hingga 400 juta dollar Singapura terhadap perekonomian negara itu pada kuartal I 2024.

Angka tersebut setara sekitar Rp 3,4 triliun hingga Rp 4,6 triliun (kurs Rp 11.641 per dollar Singapura). Pun angka ini setara 0,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) Singapura.

Menurut Chua, konser Taylor Swift membawa manfaat bagi perhotelan, makanan dan minuman, serta sektor ritel di Singapura.

Chua menambahkan bahwa konser artis-artis besar seperti Swift adalah faktor yang menarik penggemar berbondong-bondong ke Singapura.

“Acara populer berskala besar seperti itu akan membantu memperkuat posisi Singapura sebagai tempat hiburan musik live yang berkembang dalam jangka panjang,” ujarnya.

“Selain itu, mereka juga membangun kredibilitas Singapura sebagai pusat acara yang dinamis, di tengah investasi berkelanjutan dan upaya untuk menumbuhkan jaringan penawaran bisnis dan rekreasi yang solid, yang akan menarik pengunjung dan terus meningkatkan penerimaan pariwisata," tutur Chua.

Sementara itu, ekonom HSBC Yun Liu mengatakan, Singapura siap mendapatkan keuntungan dari perubahan siklus perdagangan setelah ekonomi tumbuh 1,1 persen pada tahun 2023.

“Kami memperkirakan PDB pada kuartal pertama tahun 2024 akan tumbuh sebesar 3,3 persen secara tahunan, didorong oleh perputaran produksi industri yang berkelanjutan,” kata Liu.

Layanan terkait perjalanan akan terus memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan, tambahnya.

Secara khusus, imbuh Liu, pariwisata terkait konser musik akan memberikan dorongan pada perekonomian Singapura, menguntungkan sektor-sektor yang berhubungan dengan perjalanan termasuk penerbangan, akomodasi, ritel, dan makanan dan minuman.

Dampak ekonomi dari konser Taylor Swift telah menjadi fokus sejak terungkap bahwa Singapura memberikan dana hibah kepada penyanyi-penulis lagu tersebut untuk tampil di sini, dan menyadari manfaat ekonomi yang akan didapat dari konser tersebut.

Pemerintah tidak mengungkapkan besaran dana hibah yang diberikan namun Menteri Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda Edwin Tong mengatakan pada 1 Maret 2024 bahwa dana tersebut “tidak setinggi” seperti yang diberitakan dalam laporan.

Meskipun perkiraan pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal I 2024 meningkat, para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperingatkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada perdagangan ini masih rapuh di tengah ketatnya suku bunga global.

Otoritas Moneter Singapura dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan pada bulan lalu bahwa risiko kenaikan terhadap inflasi masih ada.

Hal ini termasuk guncangan baru terhadap energi global dan biaya pengiriman akibat konflik geopolitik dan kenaikan harga komoditas pangan akibat cuaca buruk.

https://money.kompas.com/read/2024/03/12/125147026/ekonom-konser-taylor-swift-bakal-dongkrak-pertumbuhan-ekonomi-singapura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke