Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank OCBC NISP Raup Laba Bersih Rp 1,17 Triliun per Kuartal I-2024

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mencetak laba bersih Rp 1,17 triliun pada kuartal I-2024.

Angka tersebut tumbuh 13 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,03 triliun.

Pada periode yang sama, OCBC NISP mencatat penyaluran kredit senilai Rp 152,6 triliun, atau tumbuh 11 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 137,6 triliun.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kredit perbankan ritel sebesar 13 persen dan kredit perbankan bisnis sebesar 10 persen.

Penyaluran KPR mencatat kenaikan sebesar 16 persen yoy, termasuk didukung oleh KPR Easy Start & KPR Kendali, produk unggulan OCBC dalam kredit pemilikan rumah.

Pada periode yang sama OCBC mencatat total aset senilai Rp 252,4 triliun. Jumlah itu tumbuh 5 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 239,9 triliun.

"Kinerja OCBC di kuartal pertama 2024 didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 6 persen yoy dan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 96 persen yoy seiring dengan membaiknya kualitas aset akibat pulihnya aktivitas ekonomi," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (3/5/2024).

Ia menambahkan, Return on Equity (ROE) OCBC meningkat menjadi 13 persen. Selain itu, kondisi likuiditas OCBC juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 228,3 persen, atau di atas ketentuan regulator.

Sementara, simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 179,9 triliun sampai kuartal I-2024.

Angka tersebut tumbuh 7 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 168,8 triliun.

Adapun, dengan komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 56,6 persen dibandingkan total DPK.

Sejalan dengan komitmen OCBC untuk tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross berada pada level 1,8 persen, sementara NPL net berada di level 0,6 persen.

"Keduanya mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," imbuh dia.

Lebih lanjut, jumlah transaksi OCBC melalui e-channel mencatatkan pertumbuhan sebesar 58 persen yoy. Selain itu, jumlah pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 28 persen yoy.

Untuk nasabah korporasi, terdapat peningkatan jumlah pengguna sebesar 22 perse yoy dan peningkatan jumlah transaksi di OCBC Business sebesar 32 persen yoy.

https://money.kompas.com/read/2024/05/03/080000926/bank-ocbc-nisp-raup-laba-bersih-rp-1-17-triliun-per-kuartal-i-2024

Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke