Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

“RUPST memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,1 miliar dari laba bersih tahun buku 2023,” kata Direktur Operasional SBMA, Iwan Sanyoto.

Adapun dasar pembagian dividen ini adalah kenaikan laba bersih perusahaan yang meningkat 5,53 persen year on year (yoy) menjadi Rp 4,73 miliar pada tahun 2023, dibandingkan dengan Rp 4,48 miliar pada tahun sebelumnya.

Peningkatan kinerja perseroan didorong oleh realisasi operasional yakni hadirnya pabrik baru yang dimulai pada Juni 2023. Dampak positif dari operasional pabrik ini mulai terasa pada akhir tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2024.

"Dengan penjualan yang semakin meningkat, biaya produksi kami juga menurun, sehingga kami optimis kinerja SBMA akan terus membaik," ujar Iwan.

SBMA mencatat pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama tahun 2024, dengan laba bersih melonjak 122,96 persen menjadi Rp 2,01 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 903,75 juta.

Peningkatan ini tercermin dalam laba per saham dasar yang naik dari Rp 0,97 per lembar saham menjadi Rp 2,17 per lembar saham.

Katalis utama di balik peningkatan laba SBMA adalah kenaikan pendapatan usaha sebesar 9,01 persen, mencapai Rp 28,89 miliar dari Rp 26,50 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Produk utama seperti Acetylene, Oxygen, dan Argon memberikan kontribusi signifikan. Penjualan Acetylene tercatat sebesar Rp 8,69 miliar, Oxygen Rp 6,65 miliar, dan Argon Rp 5,81 miliar, sementara produk lainnya menyumbang Rp 3,91 miliar.

Adapun beban pokok pendapatan yang tetap stabil di angka Rp 15,53 miliar, hampir sama dengan tahun lalu sebesar Rp 15,08 miliar. Dengan demikian, laba kotor perusahaan meningkat 18,45 persen dari Rp 11,42 miliar menjadi Rp 13,53 miliar.


Dari sisi neraca, total aset SBMA per 31 Maret 2024 mencapai Rp 283,45 miliar, naik 2,63 persen dari Rp 276,17 miliar pada 31 Desember 2023. Peningkatan aset ini didukung oleh ekuitas yang mencapai Rp 217,46 miliar dan liabilitas yang naik menjadi Rp 65,98 miliar.

“Pangsa pasar kita ini sangat banyak, masih banyak ceruk pasar yang belum kita maskimalkan, sementara kita masih punya kapasitas terpasang masih bisa kita naikkan lagi tahun ini,” jelas Iwan.

Iwan mengatakan, beberapa kontraktor-kontraktor besar yang ada di kalimantan juga merupakan konsumen perusahaan. Hal ini mengingat Kalimantan saat ini banyak proyek baru seperti smelter, komplek industri, hingga pembangunan IKN.

”Sedangkan untuk IKN sendiri akan menjadi magnet baru di Indonesia yang sangat dekat dengan Balikpapan,” kata Iwan.

Iwan mengatakan, saat ini industri migas secara umum masih menghadapi tantangan besar, termasuk fluktuasi harga minyak dunia, perubahan regulasi pemerintah terkait lingkungan, dan persaingan ketat. Industri ini juga berada di bawah tekanan untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim.

“Ke depan, kami akan terus meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi produk guna mempertahankan pertumbuhan positif. Selain itu, perusahaan ini juga akan mengadopsi praktik-praktik keberlanjutan dalam operasionalnya untuk merespons isu-isu lingkungan,” tegas dia.

https://money.kompas.com/read/2024/05/20/150000926/emiten-gas-industri-sbma-bakal-tebar-dividen-rp-1-1-miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke