Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Industri Dinilai Penting untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Didik J Rachbini mengemukakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memegang peranan sentral pada masa pemerintahan mendatang, sekaligus menentukan apakah pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6 persen atau lebih.

Menurut dia, kegagalan mendorong ekonomi tumbuh di atas 6 persen karena sektor industri tumbuh rendah dan bergerak sangat lambat.

"Ini terjadi karena absen dan kekosongan kebijakan industri dan Kementerian Perindustrian yang dorman," kata Didik dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).

Selama ini, menurut dia, Kemenperin berperan sangat terbatas dengan kebijakan yang lemah dan tidak bernilai signifikan untuk memajukan sektor industri.

Didik berpandangan, sektor ini secera terus menerus tumbuh di bawah 5 persen sehingga tidak punya daya dorong dan tidak mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi tinggi.

Bahkan, sektor ini stagnan dengan pertumbuhan hanya 3 sampai 4 persen. Hal ini, menurut Didik, menandakan ketiadaan dan absen kebijakan industri.

Didik menyebut, faktor kritis dalam pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto kelak terletak pada Kemenperin.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, ekonomi Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan 5 persen atau di bawahnya karena bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa, yang bercampur dengan sektor informal.

Dengan sektor jasa yang tidak modern dan hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga, menurut Didik, ekonomi kehilangan lokomotifnya, yang pada gilirannya ekonomi bertumbuh rendah atau moderat saja.

Terkait target pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen, Didik menilai target ini sulit dicapai jika mengandalkan kebijakan saat ini, apalagi Kemenperin tidak berbuat banyak untuk menggubah keadaan.

"Jika ingin berbeda dari pemerintahan sebelumnya, kunci sukses terletak pada berhasil atau tidaknya membenahi kementerian industri dan kebijakan industrinya. Tanpa itu Indonesia akan menjadi underdog (tidak diunggulkan) di ASEAN," tutur Didik.

Adapun anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Drajad Wibowo menyatakan presiden terpilih Prabowo Subianto akan menyusun ulang peta jalan BUMN strategis. Ini merupakan salah satu langkah untuk menumbuhkan industri melalui BUMN.

Hal ini dia ungkapkan berkaitan dengan target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun yang dibidik pemerintahan berikutnya.

"Pemerintah, baik di sisa masa bakti Presiden Jokowi, maupun pada saat Presiden Prabowo memimpin, perlu menyusun ulang Peta Jalan BUMN Strategis Indonesia. Kenapa? Salah satu alasannya, karena pak Prabowo sangat ingin memajukan industri militer dan industri stretegis kita," ujar Drajad.

Dia menyebut industri militer menjadi salah satu prioritas penting yang akan dikedepankan Prabowo.

"Programnya (ini) selalu ada dalam Visi Misi beliau, terakhir dalam Visi Misi Prabowo-Gibran. Pengembangan industri militer tidak bisa berjalan jika industri strategis tidak maju," ujar Drajad.

"Sebaliknya jika industri strategis maju, luberan positifnya akan terasa ke banyak industri, mulai dari perkeretaapian, perkapalan, pesawat terbang, industry baja, telekomunikasi hingga ke industri dasar dan teknologi informasi," imbuhnya.

Paradigma bagi BUMN industri strategis, kata dia, tidak bisa berorientasi keuntungan. Pasalnya hal ini harus berlandaskan pengembangan kapasitas teknologi bangsa dengan koridor efektifitas dan efisiensi biaya.

"Jadi tupoksi BUMN strategis perlu diredefinisi. Mereka harus menguasai inovasi dan teknologi termaju dalam bidangnya, tapi dengan pengawasan dan audit yang ketat terhadap biayanya," sebut Drajad.

https://money.kompas.com/read/2024/06/21/234506726/peran-industri-dinilai-penting-untuk-dongkrak-pertumbuhan-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke