Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER MONEY] Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah RI | Kimia Farma Tutup 5 Pabrik

1. Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Direktur Riset CORE Indonesia Etika Karyani mengungkapkan fenomena makan tabungan atau “Mantab” mayoritas terjadi pada masyarakat kelas menegah dan kelas bawah. Hal itu lantaran jumlah kenaikan pada pendapatan tidak sejalan dengan jumlah naiknya harga-harga bahan pokok.

Sehingga mau tak mau yang dikorbankan untuk membayarkan cicilan adalah tabungan.

“Belanja kelas menegah dan kelas menegah ke bawah itu masih ditopang oleh tabungan. Sehingga ketika cicilan meningkat, namun jumlah peningkatan pendapatan mereka tidak sejalan dengan naiknya harga-harga bahan pokok, maka tabungan yang dipakai,” ujarnya dalam diskusi webinar yang disiarkan secara virtual, Selasa (25/6/2024).

Adapun fenomena makan tabungan sudah terlihat sejak akhir tahun lalu.

Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode November 2023, alokasi pendapatan untuk menabung mengalami penurunan, dari 15,7 persen menjadi 15,4 persen.

Selengkapnya klik di sini.

2. Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak cenderung menguat sejak awal pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah telah kembali meninggalkan level Rp 16.400 per dollar AS.

Pada Selasa (25/6/2024), nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,12 persen ke Rp 16.375 per dollar AS. Sementara itu mengacu data Bank Indonesia (BI) Jisdor, kurs rupiah pada Selasa kemarin sebesar Rp 16.379 per dollar AS.

Posisi ini lebih rendah dari Senin lalu sebesar Rp 16.431 per dollar AS. Salah satu pemicu apresiasi kurs rupiah ialah tampilnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bersama Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo - Gibran pada Senin (24/6/2024).

"Dari domestik konferensi pers (bersama pemerintah dengan tim transisi) sangat mendorong confindence market," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Edi Susianto, kepada Kompas.com, Selasa.

Selengkapnya klik di sini.

3. Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 menemukan, laki-laki masih menjadi penyumbang proporsi terbesar dalam rata-rata jumlah transaksi dan jumlah produk.

Adapun nilai transaksi yang digunakan oleh pengguna di Indonesia rata-rata masih di bawah Rp 500.000. Laporan ini merupakan kerja sama antara Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC).

"Pada 2023, rata-rata laki-laki membeli 46 produk menggunakan PayLater dalam setahun, sementara rata-rata perempuan membeli 40 produk," tulis dia dalam laporan tersebut, dikutip Rabu (26/6/2024).

Selain itu, berdasarkan rata-rata nilai transaksinya, laki-laki cenderung melakukan transaksi menggunakan paylater dengan nominal yang lebih besar dibanding perempuan.

Selengkapnya klik di sini.

4. Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, hilirisasi atau produk turunan dari rumput laut memiliki potensi pasar sebesar 11,8 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 193 triliun (kurs Rp 16.380 per dollar AS).

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, produk turunan dari rumput laut berbagai macam di antaranya produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.

"Berdasarkan The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar 11,8 miliar dollar AS," kata Putu di kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Selengkapnya klik di sini.

5. Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Emiten farmasi plat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana menutup lima dari 10 pabrik fasilias produksi. Saat ini, perusahaan tengah mengkalkulasi jumlah karyawan yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

“Terkait karyawan saat ini sedang kami kalkulasi terkait dampak nanti yang akan terjadi (PHK), intinya ketika nanti memang terjadi kami tetap melakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku,” kata Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Hadi Kardoko dalam public expose KAEF di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Hadi mengatakan, terkait dengan potensi dampak ke karyawan, pihaknya akan benar-benar memperhatikan hak -hak karyawan sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.

“Kalau memang nantinya ada dampak terhadap rasionalisasi ke pegawai Kimia Farma, kami memperhatikan hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan itu komitmen kami jika terjadi hal-hal tersebut (PHK),” ungkap dia.

Selengkapnya klik di sini.

https://money.kompas.com/read/2024/06/27/060000626/-populer-money-fenomena-makan-tabungan-terjadi-di-kelas-menengah-bawah-ri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke