Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandara: Penerbangan Itu Murni "Joy Flight"

Kompas.com - 07/01/2008, 21:59 WIB

PEKANBARU, KOMPAS – Helikopter jenis Twinpack milik TNI Angkatan Udara Pekanbaru, jatuh di Desa Lubuk Agung, Kecamatan Gandar, Sikijang Mati, Pelalawan, Riau, hari Senin (7/1) sore. Seorang penumpang, Robert Candra warga turunan India berkewarganegaraan Singapura tewas di tempat, sementara sembilan lainnya menderita luka berat sampai luka ringan.

Sembilan penumpang luka-luka adalah Kapten (Pnb) Arif Budiarto, Lettu Fernandes Pasaribu, Pratu Agung (anggota TNI AU), Michael, Alexander, Hery Kuncoro, Hendry P, Haninong dan Andre. Seorang anggota TNI AU, Serma Buchori selamat dari kecelakaan itu tanpa mengalami cedera sedikitpun.

Komandan Pangkalan TNI AU Pekanbaru, Kolonel Gandara Olivenca dalam keterangan kepada wartawan di RS Awal Bros Pekanbaru, Senin malam mengungkapkan, pesawat bernomor HA 3406 tersebut membawa empat kru TNI AU dan tujuh penumpang sipil. “Heli itu dipiloti oleh Kapten (Pnb) Arif Budiarto dan Kopilot Lettu Fernandes Pasaribu. Penerbangan itu merupakan latihan rutin,” kata Gandara.

Kepala Polres Pelalawan AKBP Gusti K Gunawa yang dihubungi secara terpisah mengatakan, heli tersebut terbang dalam cuaca buruk. Berdasarkan keterangan penduduk di lokasi, pesawat itu sempat terbang rendah untuk mencari tempat pendaratan darurat. “Heli itu sudah dekat dengan sebuah lapangan sepakbola, namun belum sampai ke lapangan, heli itu sudah jatuh di kebun kelapa sawit milik pak Haji Awi,” ujar Gusti.

Tentang kehadiran warga sipil dalam pesawat milik TNI AU, menurut Gandara merupakan hal yang dapat dibenarkan. Dalam beberapa kesempatan, TNI AU  biasanya memberikan kesempatan kepada warga sipil untuk ikut dalam penerbangan militer untuk kegiatan yang disebut dengan joy flight. “Joy flight adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk menimbulkan minat kedirgantaraan. Siapapun bisa, asal mengikuti prosedur,” Gandara.

Ketika ditanya mengapa dalam joy flight itu terdapat beberapa warga negara asing, Gandara mengatakan tidak ada masalah. Warga asing juga diperbolehkan ikut terbang sepanjang memenuhi persyaratan yang lebih ketat.

Sebaliknya, berdasarkan keterangan yang dihimpun Kompas di RS Awal Bros, helikopter TNI AU dimaksud “disewa” oleh sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit PT SSDP yang berlokasi di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu. Heli itu mengangkut pengusaha dan konsultan perkebunan itu, mengingat dari Pekanbaru menuju lokasi perkebunan mencapai waktu tempuh delapan jam dengan perjalanan darat.

Keterangan itu langsung dibantah Gandara. “Tidak ada sewa menyewa. (Penerbangan) itu murni joy flight,” tandas Gandara.

Tentang penyebab kecelakaan, Gandara masih belum dapat memberikan keterangan. Menurutnya, pada hari Selasa ini, tim evaluasi dari Mabes TNI AU Jakarta akan berangkat ke lokasi kejadian.

Peristiwa nahas yang menimpa pesawat TNI AU kemarin, merupakan kejadian yang kedua dalam tiga bulan terakhir di Riau. Pada 30 Oktober 2007, sebuah pesawat tempur jenis Hawk Mk 209 milik TNI AU tergelincir di ujung bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Sampai kemarin, penyebab kecelakaan itu belum diungkap kepada  publik.

Secara terpisah, Kepala Analisis Badan Meteorologi dan Geofisika Pekanbaru, Yohanes Drajat Bintoro mengungkapkan, cuaca di wilayah Pekanbaru sampai Kabupaten Indragiri Hulu pada hari Senin kemarin sedang mengalami konvergensi (pertemuan arus angin). Akibat konvergensi itu, peluang hujan menjadi sangat besar karena udara naik ke atas.

“Kalau disebutkan kejadian jatuhnya heli itu di Pelalawan, konvergensi memang berada pada jalur itu. Dari Pekanbaru sampai Rengat mengalami hujan yang cukup deras,” kata Yohanes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com