Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Neraca Perdagangan Aman

Kompas.com - 02/09/2008, 11:53 WIB

JAKARTA, SELASA - Pemerintah menyatakan posisi Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) berada dalam posisi aman meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya defisit untuk pertama kalinya. 

"Neraca perdagangan cukup aman, memang komposisinya berubah sebagai konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Menkeu/Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati usai membuka rakor Tim Optimalisasi Penerimaan Negara di Jakarta, Selasa (2/9).
    
Ia mengatakan, saat ini terdapat trend pertumbuhan ekonomi yang masih cukup kuat di mana komponen penunjangnya adalah barang modal, bahan baku, dan bahan konsumsi. "Kita lihat trend impor ini meningkat cukup tajam dalam setengah tahun terakhir," katanya.

Dari sisi neraca pembayaran Indonesia yang dikelola Bank Indonesia, menurut dia, memang harus dikelola dengan hati-hati. "Artinya potensi ekspor kita yang masih banyak harus terus digenjot, sedangkan impor yang tujuannya untuk produksi memang tidak bisa dicegah dan punya korelasi positif terhadap total kinerja perekonomian secara makro," katanya.
    
Menurut menteri, untuk menjaga neraca pembayaran secara keseluruhan akan berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang baik sehingga modal yang masuk baik dalam bentuk portofolio maupun investasi asing langsung (FDI) bisa jalan.

Mengenai pembatasan konsumsi, Sri Mulyani mengatakan, kalaupun harus dilakukan akan mengikuti rambu-rambu yang ada. "Akan dilakukan dalam rambu-rmabu yang sudah kita sepakati bersama seperti AFTA, ASEAN, dan lainnya, karena kita tidak bisa melakukan perubahan setiap saat dari tarif atau kebijakan non tarif seperti penetapan quota. Kecuali untuk hal-hal yang mendesak, itupun kita konsultasikan ke menteri perdagangan mengenai bagaimana ’compliance’-nya dengan komitmen internasional," katanya.
    
Sebelumnya BPS melaporkan bahwa untuk pertama kalinya, Neraca Perdagangan Indonesia mengalami defisit 270 juta dollar AS. "Untuk pertama kalinya defisit perdagangan karena ekspor lebih kecil dari impor. Juli 2008 ekspor kita 12,55 miliar dollar AS dan impor 12,8 miliar dollar AS," kata Kepala BPS Rusman Heriawan, kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com