Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akar dari Krisis Global

Kompas.com - 16/03/2009, 08:49 WIB

Mengapa? Orang terkaya nomor dua di dunia dan jago investasi, Warren Buffet mengatakan kepercayaan adalah bagian dari sistem. Dan sistem tidak akan bekerja dan tanpa adanya kepercayaan. Buffet menambahkan, ketiadaan kepercayaan itu contagious, menular dan menyebar ke seluruh sektor dengan daya rusak yang besar.

Bukan hanya konsumen yang tak dipercaya, bukan hanya bank yang diragukan keamanannya. Penurunan penjualan membuat sejumlah perusahaan  yang menjual saham, dan obligasi di bursa, mengalami penurunan harga-harga saham dan obligasi.

Investor  di bursa tidak lagi terlalu percaya membeli saham dari perusahaan kaliber dunia sekalipun karena persepsi akan terjadi kebangkrutan. Berjatuhanlah indeks-indeks saham..

Tetap ada kegiatan di bursa hingga sekarang, namun pelakunya bukan lagi investor konservatif tetapi investor spekulatif yang ternyata bisa tetap meraih untung dari krisis.

Mengapa keadaan sekacau itu? Kegiatan shadowy banking, “bank-bank gelap”, merajalela dalam 25 tahun terakhir. Michael Hiltzik, kolumnis di harian AS, The Los Angeles Times pada 12 Maret, menuliskan terjadi cerita horor dalam sistem keuangan.

Walau dikatakan bank-bank gelap, tetapi perusahaannya tidak gelap. Lehman Brothers adalah perusahaan resmi di AS berusia di atas 150 tahun namun berperan liar layaknya bank-bank gelap. Lehman Brothers, yang pernah menjadi konsultan Indonesia di masa krisis tahun 1998 lalu, antara lain memanfaatkan aliran dana murah dari Asia, dan dari sejumlah negara kaya di dunia (SWF)  yang masuk ke AS.

“Bank-bank” gelap yang tidak diatur negara ini mengalirkan dana ke konsumen, perusahaan di luar kemampuan daya bayar di kemudian hari. Pemerintahan AS di bawah George W Bush tidak berminat mengatur aktivitas perusahaan seperti ini walau sudah diperingatkan akan ada potensi bahaya.

Bukan hanya Lehman Brothers yang terlibat kegiatan seperti ini tetapi sejumlah bank dan perusahaan besar dan resmi lainnya di AS, Inggris, Jerman, Swiss dan banyak lagi bank lainnya.  Bank-bank global tidak melakukan kegiatan liar ini secara langsung namun melakukannya lewat anak perusahaan yang bukan bernama bank.

Bahkan AIG, perusahaan asuransi terbesar dunia asal AS pun sudah mirip spekulan, bahkan bukan lagi sekadar bank gelap, sebagaimana dikatakan Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke.

Kegiatan bank-bank gelap ini, menurut Paul Krugman lebih besar dari kegiatan bank-bank konvensional dengan omset perputaran uang sekitar 10 triliun dollar AS. Ini adalah jumlah yang dahsyat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com