Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akar dari Krisis Global

Kompas.com - 16/03/2009, 08:49 WIB

Bank-bank gelap itu juga turut serta berspekulasi di bursa uang dan modal dan menurut Benk Bernanke berperan sepeti “Hedge Fund”, konotasi untuk penjudi kerah putih.
 
Aliran dana-dana itu juga dimainkan di bursa. Salah satu yang terkenal adalah dengan mengerek harga komoditas menjadi tinggi seperti harga kedelai, minyak, dan lainnya di bursa komoditas, sebagaimana pernah dikatakan Steve Forbes, pemilik majalah Forbes. Masih ingatkan kenaikan harga-harga komoditas mendadak di akhir 2007 hingga awal 2008?

Lalu setelah harga tinggi, si pemain menjual komoditas miliknya, dan meraih untung tinggi. Kerusakan lain terjadi, warga di dunia dipaksa membeli harga pangan tinggi.

Meraih untung tanpa keringat

Inti persoalan, para eksekutif keuangan, terutama Wall Street, telah meraup keuntungan dari aliran dana masuk ke AS, tidak dengan mengandalkan keuntungan perusahaan, tetapi dengan menelan dana itu sendiri dengan mengorbankan para nasabahnya, termasuk para pemberi pinjaman.

CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, di New York, pekan ini mengakui perilaku seperti telah mengacaukan sistem keuangan.

CEO HSBC Stephen Green juga mengakui, kekacauan pada perilaku dan etika sistem perbankan telah menjadi sumber kekacauan.

Berapa banyak dana yang lenyap karena kekacauan seperti itu? Hiltzik mengatakan sekitar 1,2 triliun dollar AS lenyap di perumahan AS yang tak laku terjual.

Krugman mengatakan ada 10 triliun dollar AS dana-dana yang diputar di bank-bank gelap. Dana itu tidak ketahuan lagi juntrungannya, dan enah dimana berada. Hal yang pasti, dalam jajaran warga terkaya di AS, pada umumnya adalah jago-gajo teknologi informasi dan “hedge fund”.

Jika dunia telah kehilangan 10 triliun dollar AS dana, bayangkan apa yang terjadi untuk dunia dengan besaran produksi domestik bruto (PDB) 60 triliun dollar AS?

Lalu bagaimana memulihkan ekonomi dunia. Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke, mengatakan, ekonomi tak pulih jika sistem keuangan kacau. Sistem keuangan yang kacau tidak akan bisa menjadi lembaga intermediasi sebagaimana layaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com