Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akar dari Krisis Global

Kompas.com - 16/03/2009, 08:49 WIB

Mereka menggantikan peran utama bank konvensional, dan menjadi saluran utama untuk proses pinjaman meminjam di AS.

Semakin banyak kredit bisa dikucurkan, semakin banyak pula bonus didapat para karyawan. Tidak perduli apakah kredit itu bisa dikembalikan kemudian hari. Bonus tidak didasarkan pada kinerja keuangan perusahaan tetapi kemampuan menyalurkan kredit.

Bank-bank gelap ini pun berperan menjual dan menjamin obligasi yang diterbitkan berbagai perusahaan resmi untuk keperluan modal. Di sisi lain banyak investor yang tergiur membeli obligasi yang ditawarkan dan dijamin bank-bank gelap ini. Siapa yang tidak percaya dengan jaminan Lehman Brothers, yang juga didukung dengan peringkat AAA yang diberikan Standard & Poor’s, lembaga pemeringkat terkenal itu

Lebih jauh lagi, bermunculan produk-produk keuangan, yang dinamakan produk-produk derivatif. Produk ini dikatakan sebagai hasil inovasi keuangan, dan ditawarkan sebagai sarana  berinvestasi bagi para warga kaya di dunia.

Media di AS menjulukinya bukan inovasi tetapi corporate greed, kerakusan korporasi.

Lewat produk-produk derivatif ini, bank-bank gelap menjual surat berharga. Di Indonesia hal juga beredar, yakni surat berharga terbitan Lehman Brothers yang dijual lewat Citibank Indonesia. Hasilnya, miliaran dana warga kaya Indonesia lenyap lewat Citibank itu.

Salah satu contoh kecerobohan bank-bank gelap itu, sekitar 1,2 juta warga di AS misalnya bisa dapat rumah seharga rata-rata 120.000 dollar AS dari kredit, yang tidak didukung pendapatan untuk mencicil kemudian hari.

Ini dimungkinkan karena ada aliran dana berlimpah masuk, ditambah ketertarikan para investor, termasuk perusahaan dana pensiunan resmi milik negara, dari Singapura, Norwegia, Timur Tengah, Rusia, yang tegiur dengan iming-iming untung besar dari sektor perumahan AS, dan permainan spekulatif di bursa.

Sebagaimana dikatakan mantan Gubernur Bank Sentral AS, Alan Greenspan, dekade 2000-an, Asia yang kaya devisa menjadi sumber pendanaan ekonomi AS.

Masalah terjadi bukan hanya karena kucuran kredit berlebihan tanpa rambu-rambu pengaman dari lembaga keuangan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com