Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tidak Tertarik Pinjam Dana Krisis ADB

Kompas.com - 04/05/2009, 15:05 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com — Meski ada kesempatan menarik dana krisis dari Bank Pembangunan Asia (ADB), Indonesia ternyata tidak tertarik dengan skema pinjaman Countercyclical Support Facility (CSF). Soalnya, bunga yang ditawarkan lebih tinggi ketimbang Asian Development Fund (ADF).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bilang, bunga ADF yang juga sama-sama merupakan fasilitas pinjaman dari ADB hanya 1 persen-1,5 persen, dengan jangka waktu 32 tahun. Sedangkan CSF setara dengan tingkat bunga LIBOR plus 200 basis poin atau 2 persen. "Makanya, kami lebih senang dengan skema ADF," katanya di sela-sela Pertemuan Tahunan ADB ke-42 di Nusa Dua, Bali, Minggu (3/5).

Apalagi, untuk kepentingan darurat, Indonesia sudah mengantongi komitmen pinjaman siaga atawa standby loan sebesar 5,5 miliar dollar AS dari beberapa negara dan lembaga keuangan internasional. Termasuk, dari ADB senilai 1 miliar dollar AS dan ditambah, "Penerbitan obligasi negara di dalam dan luar negeri," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto.

CSF sendiri adalah pinjaman jangka pendek yang lebih cepat dan murah dibandingkan dengan fasilitas pinjaman program khusus atau special program loan (SPL). ADB akan membentuk dana krisis ini senilai total 3 miliar dollar AS yang bertujuan membantu negara-negara berkembang anggota ADB meningkatkan belanja fiskal secara cepat, yang diperlukan untuk menghadapi krisis ekonomi global dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Presiden ADB Haruhiko Kuroda mengatakan, dana ini juga bisa ditarik oleh anggota ADB yang saat ini hanya mendapat fasilitas pinjaman dana komersial atau ordinary capital resources (OCR) lantaran sudah masuk kategori negara berpendapatan menengah seperti Indonesia.

Direktur Jenderal ADB untuk wilayah Asia Tenggara Arjun Thapan menyatakan, Pemerintah RI bisa mengajukan permintaan untuk mendapatkan dana krisis dengan skema CSF. "Ini tergantung pada Indonesia," katanya. (Amal Ihsan Hadian/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com