JAKARTA, KOMPAS.com — Penurunan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen akan memberi ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga pinjamannya. Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di Kantor Kementrian Koordinator Perekonomian, Jakarta.
Menurut Menkeu, dengan turunnya BI Rate akan memicu penurunan suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman karena BI Rate sebagai indikatif rate. "Kalau bank mempunyai neraca yang sehat, dengan penurunan BI Rate berarti suku bunga depositonya juga turun. Maka, bank punya ruangan untuk meng-adjust cost of landing," kata Menkeu, Kamis (7/5).
Namun, Menkeu melanjutkan, penurunan suku bunga pinjaman akan bervariasi tiap bank karena masing-masing bank mempunyai kapasitas yang berbeda tergantung dari kesehatan bank itu sendiri. "Namun, masing-masing bank punya kapasitas yang berbeda," ujarnya.
Lebih jauh Menkeu mengatakan, penurunan BI Rate ini juga akan memberi dampak lanjutan bagi masyarakat, yakni masyarakat akan mencari alat investasi yang memberikan return yang lebih baik dibandingkan tabungan. Sebab, masyarakat penabung akan melihat bahwa semakin lama semakin kecil return-nya. Karena itu, terjadi peralihan alat investasi dari tabungan ke pasar saham dan masuk ke capital market.
"Penurunan ini akan membawa second round effect. Masyarakat mulai masuk apakah beli ke saham. Ini semua akan mendorong uang beredar untuk masuk ke sektor yang lebih produktif," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.