Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eva, Kerupuk Kelempang Beromzet Puluhan Juta

Kompas.com - 28/05/2009, 08:52 WIB

KOMPAS.com — Modal sering menjadi momok menakutkan bagi seseorang yang hendak memulai usaha. Niat membuka usaha kerap luntur duluan karena modal cupet.

Tapi, itu tak berlaku bagi Eva Yunus di Palembang. Bermodal Rp 200.000, Eva mampu mengembangkan usaha kerupuk kelempang, sering juga disebut kempelang, bermerek Eva Yunus.

Usaha keras dan semangat membara membuat usahanya mekar. Kini bisnis kerupuk kelempangnya mampu membawa omzet Rp 35 juta per bulan. Berarti, dalam setahun dia bisa mencatat omzet Rp 420 juta. Gurih kan?

Ketertarikan Eva untuk mulai berbisnis sebenarnya datang dari tekanan ekonomi yang mengimpit kehidupannya. Sebagai guru, gaji suami Eva tak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Dari situ saya menguatkan tekad menambah penghasilan,” ujar Eva yang mulai usaha sejak 1998.

Pilihannya jatuh pada usaha kerupuk. Selain modalnya tak besar, dalam hitungan Eva, keuntungannya lumayan. “Bisa sekitar 20 persen dari omzet,” ujar Eva. Ilmu perkerupukan dia pelajari dari orangtuanya yang pernah berbisnis pembuatan kerupuk kelempang.

Tanpa pikir panjang, Eva membeli semua peralatan pembuatan kerupuk milik orangtuanya yang sudah menganggur itu. Setelah itu, Eva membeli bahan-bahan pembuat kerupuk seperti tepung, ikan, dan bumbu. Namun,  dengan modal yang minim, duit Eva tak cukup.

Upaya meminjam dari kerabat mustahil sulit lantaran mereka juga kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga masing-masing. Makanya, Eva meminta suaminya meminjam uang dari koperasi. Untuk melunasinya, gaji bulanan sang suami harus kena potong. “Tak mengapa, yang penting bisa usaha,” ujar Eva mengenang.

Namun memasarkan kerupuk kelempang hasil bikinannya ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Maklum, banyak pemain kerupuk kelempang di Palembang. Tapi Eva tak menyerah. Dia tahu persis kerupuk kelempang adalah kudapan paling dicari oleh warga Palembang maupun pelancong. “Mencocol kerupuk ke sambal sambil nonton TV,” ujar dia.

Makanya, sasaran utama Eva adalah para tetangga dan sanak famili. Untuk itu, Eva menggelar dagangannya di emperan rumahnya sebagai etalase.

Agar berbeda dengan kerupuk kelempang lain, Eva mendongkrak kualitas rasa kerupuk bikinannya. Komposisi bahan ikan gabus dan tenggiri dia bikin lebih dominan ketimbang tepung. Perbandingannya, 1 kg ikan hanya menghasilkan 4 kg kerupuk mentah. “Dengan begitu, rasa ikan akan lebih terasa,” ujar Eva. Soal campuran bumbu, Eva enggan berbagi lantaran resep ini rahasia keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com