Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah... Elpiji Bakal Diganti

Kompas.com - 24/06/2009, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- PT Pertamina (Persero) merencanakan untuk mengganti bahan bakar elpiji dengan dimetil eter (DME) mulai akhir 2011. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya menargetkan proses pergantian elpiji ke DME bisa selesai pada 2015.

"DME merupakan produk masa depan. Selain lebih murah ketimbang elpiji, bahan bakunya yakni batubara muda dan gas alam juga melimpah di Indonesia," katanya.

Menurut dia, pada tahun 2015 kebutuhan elpiji diprediksikan mencapai 10 juta ton yang sebanyak 3,5 juta ton berasal dari dalam negeri dan 6,5 juta ton impor. "Tapi, kalau sudah ada DME, maka bisa tidak impor lagi," katanya.

Ia menambahkan, impor elpiji memberi dampak besar bagi keuangan Pertamina dan juga negara. Produk elpiji yang ada, lanjutnya, akan dipasok ke industri dengan harga yang lebih mahal ketimbang DME.

Faisal juga mengatakan, pada tahap awal pihaknya akan membagikan paket tabung dan kompor DME kepada 300 rumah tangga dan 150 usaha kecil dan menengah (UKM) di Jakarta.

Selanjutnya, pada tahun depan Pertamina juga akan melakukan uji coba ke bus kota yang memakai bahan bakar solar. "Ke depan, kami juga harapkan tidak perlu impor solar lagi," ujarnya.

Menurut dia, pasokan DME buat tahap awal ini atau sebelum kilang beroperasi, akan berasal dari pabrik yang berada di Tangerang, Banten. Sedangkan kompor DME, menurut Faisal, memang berbeda dengan elpiji. Sebab, DME mengandung oksigen, sehingga jika kompor elpiji memakai bahan bakar DME akan mati. "Akibatnya, harga kompor DME memang lebih mahal sedikit dibandingkan elpiji," katanya.

Sebelumnya, Pertamina yang bekerja sama dengan PT Arrtu Mega Energie berencana membangun kilang DME dengan kapasitas 800.000 ton per tahun di Eretan, Jabar. Kilang yang direncanakan berproduksi akhir 2011 tersebut akan mengolah metanol menjadi DME. Pada tahap awal, bahan baku metanol akan berasal dari impor.

Namun selanjutnya, metanolnya berasal dari kilang yang akan dibangun juga melalui kerja sama Pertamina dan Arrtu di Riau dan direncanakan beroperasi 2012 atau 2013. Kilang metanol di Riau dihasilkan melalui proses gasifikasi batubara muda.

Dirut Arrtu Christoforus Richard mengatakan, investasi dua kilang di Eretan dan Riau tersebut mencapai 1,9 miliar dolar AS. DME memiliki karakteristiknya setara dengan elpiji yakni berbentuk gas pada suhu kamar, tidak beracun, dan dapat dicairkan, sehingga dapat menggunakan infrastruktur elpiji.

Kegunaan lain, DME dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan, pembangkit, dan industri yang lebih ramah lingkungan. Di Eropa, DME sudah dipakai sebagai bahan bakar kendaraan hybrid.

DME dihasilkan melalui proses pirolisis dari unsur rantai karbon gas alam yakni C1 dan C2 yang biasa disebut "lean gas," batubara, dan gas metana batubara (CBM) yang cadangannya melimpah di Indonesia.

Sementara, produk elpiji berasal dari unsur karbon C3 dan C4 yang didapat melalui proses pengilangan dari minyak mentah atau gas alam.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com