Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernanke, Gubernur The Fed pada Era Paling Sulit

Kompas.com - 31/08/2009, 10:31 WIB

Ironisnya, pada Mei 2007 Bernanke sudah khawatir tentang instrumen keuangan yang telah mengubah Wall Street menjadi ajang spekulasi dengan keberadaan ratusan, atau mungkin ribuan, spekulan berdasi. Namun, ketika itu, dia mengatakan penyebaran risiko pada sistem finansial telah meningkatkan ketahanan ekonomi.

Ada permainan silat lidah, yang mungkin terpaksa dilakukan, untuk mencegah kepanikan pasar. Namun, benang merah kebijakan Bank Sentral jelas menolong sebisa mungkin perusahaan bangkrut untuk mencegah efek domino, lepas dari layak atau tidaknya lembaga keuangan itu ditolong.

Di mata Bernanke, keadaan sudah terlalu parah dan tidak ada lagi waktu untuk lebih meributkan manajemen perusahaan keuangan yang amburadul. Setelah Bear Stearns kolaps, ada kekhawatiran kebangkrutan akan berentet.

Bernanke dan Henry Paulson meminta Kongres memberi kekuatan lebih luas kepada mereka untuk meredam keresahan pasar. Dia pun bersikeras, Bank Sentral memiliki banyak alat untuk mengatasi krisis finansial. Pasar harus terus diguyur dana agar kredit terus berjalan.

Namun, di sisi lain, Bernanke yang keturunan Yahudi Ukraina juga memanfaatkan jaringan dan kolega. Pada saat mahasiswa, tesis Bernanke dipandu oleh Stanley Fischer, mantan pejabat IMF yang pernah ”mendikte” Indonesia di bawah almarhum mantan Presiden Soeharto. Kini Fischer menjabat sebagai Gubernur Bank Israel.

Sadar bahwa krisis bisa diperburuk dari pasar uang, Bernanke menjadi lebih asertif. Dia menekan koleganya di AS dan di luar negeri agar membuat langkah yang lebih terkoordinasi untuk menyelamatkan perekonomian dunia. Dia juga bekerja sama dengan Fischer. Para analis mengatakan, Bernanke seperti siswa yang memiliki hasil bagus pada ujian akhir. Terbukti pasar mulai tenang. (Joice Tauris Santi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com