Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

From Belief to Humanity

Kompas.com - 07/09/2009, 15:35 WIB

Apa yang dikatakan oleh Majalah Newsweek awal Februari 2009 bahwa “We are all Socialist Now” dan juga Kevin Kelly di majalah Wired edisi Mei 2009 yang mengatakan “The New Socialism: Global Collectivist Society Is Coming Online” mungkin ada benarnya.

Fenomena Web 2.0 ini seperti mengingatkan kita kembali ke peribahasa yang populer di Indonesia “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.” Ia berlandaskan filosofi paham sosialisme yang bersemangatkan persaudaraan, bertujuan untuk memakmurkan dengan usaha kolektif yang produktif. Semua individu berorientasikan kepada terciptanya suatu kebahagiaan bersama, dan itu tercipta dari masyarakat yang hidup secara kolektif dan hidup saling tolong menolong.

Jika dilihat dari sejarah dan perkembangannya di era sekarang, maka tak heran kalau platform yang berbasiskan kolektivisme dan komunal, baik itu di dunia online dan offline, menjadi mudah ‘dijual’ untuk orang-orang di Indonesia.

Meskipun dulu struktur dan politiknya sangat vertikal, Indonesia, notabene-nya adalah collectivist society. Struktur sosial dan pola budayanya bisa dibilang sudah sejak dulu bersemangatkan horisontal, mulai dari aktivitas arisan, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, kerja bakti, kalau sakit saling mengunjungi, sampai beramai-ramai mengantar jenazah.

Berbagai macam kekacauan yang belakangan terjadi, seperti aksi terorisme, tsunami, sampai gempa bumi di Tasikmalaya baru-baru ini, terus memanggil kembali rasa kemanusiaan dan solidaritas masyarakat. Dan itu terlihat secara langsung dari berapa sering kita mendengarkan dan menyanyikan lagu “Berita Kepada Kawan” yang dibawakan Ebiet G. Ade di dunia offline, sampai ekspresi yang kita berikan di Twitter, Facebook, dan lain sebagainya.

Di tengah berkembangnya dunia teknologi informasi dan komunikasi, kita semua saling terjaring dalam dunia sosial dan budaya yang baru yang lebih humanis. Contoh di dunia maya sudah membuktikan pula bahwa agama (belief) yang bersifat vertikal bisa hidup berdampingan dengan aspek kemanusiaan (humanity) dan sosial-budaya yang bersifat horizontal.

Di era New Wave, dengan segala platform yang kita gunakan, kita dapat menjelajah galaksi dan membuka cakrawala baru di mana tiap-tiap manusia semakin kecil dan tidak berarti. Pertentangan agama dan etnik yang sangat vertikal menjadi tidak ada artinya. Karena di era ini, embel-embel suku, agama, ras, etnis, lantas nyaris tidak kelihatan lagi secara nyata. Yang terlihat adalah semangat horisontal yang berlandaskan kemanusiaan dan rasa persaudaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Spend Smart
Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Whats New
Giliran Kemenhub Tegur Garuda soal Layanan Penerbangan Haji

Giliran Kemenhub Tegur Garuda soal Layanan Penerbangan Haji

Whats New
Harga Bahan Pokok Sabtu 25 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Sabtu 25 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Sudah Berhasil Dipadamkan

Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Sudah Berhasil Dipadamkan

Whats New
Kenaikan Harga Saham Nvidia, Nasdaq Catat Rekor Tertinggi

Kenaikan Harga Saham Nvidia, Nasdaq Catat Rekor Tertinggi

Whats New
Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Whats New
Berkaca dari AS, Banyak Kredit Macet Akibat Student Loan

Berkaca dari AS, Banyak Kredit Macet Akibat Student Loan

Whats New
Atur Keuangan Agar Bebas Hutang, Ini Tipsnya

Atur Keuangan Agar Bebas Hutang, Ini Tipsnya

Work Smart
Penyebab Student Loan Gagal di Era Soeharto: Banyak Kredit Macet

Penyebab Student Loan Gagal di Era Soeharto: Banyak Kredit Macet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com