Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbicara Tentang Michael Jackson

Kompas.com - 20/10/2009, 08:28 WIB

Sebelum ada MTV, orang-orang memang sudah melihat talenta yang dimiliki oleh MJ terutama ketika ia masih bersama-sama saudaranya di Jackson 5 dari akhir 1960an dan sepanjang dekade 1970an. Acara legendaris seperti Ed Sullivan Show, event di TV dengan Diana Ross, variety show seperti The Jacksons, sampai acara kartun yang diproduksi oleh Rankin dan Bass. Tapi itu semua hanya masih lokal sifatnya karena ditonton oleh orang-orang di Amerika.

Dengan adanya MTV yang dapat merangkul ratusan juta penonton di seluruh dunia lewat satelit, maka otomatis fans di luar Amerika yang tadinya hanya mendengar jadi bisa melihat langsung gerakan kaki MJ di setiap videonya.

Buat MJ, MTV bukan saja salah satu media untuk promosi album atau single baru, namun juga sarana untuk menyihir dan memvisualisasikan daya kreativitasnya dalam berkoreografi, menulis screenplay, memproduksi sebuah video berkelas, yang mana sama-sama diranking first-class dengan kemampuan dia dalam bernyanyi.

Boleh dikatakan bahwa MJ-lah yang ’mengajari’ artis-artis lain dalam pembuatan video musik. Sebagai seorang professional dan perfeksionis sejati, semua video klip yang dibuatnya memang tidak main-main dari segi biaya, desain visual, model, penyutradaraan, sampai durasi-nya yang kelewat standar yang berlaku pada saat itu.

Kesuksesan MJ di dalam marketing setidaknya bisa dilihat dari tiga aspek; brandnya yang sangat kuat, komunitas penggemar, dan produknya. Dari segi branding, tentunya tidak perlu lagi diragukan, sudah ada berbagai julukan yang diberikan kepadanya mulai dari ’entertainer paling sukses sepanjang masa’ sampai ”King of Pop.” MJ adalah ikon di dunia yang telah menjadi bagian dari budaya pop.

Fans-nya yang transendental, lintas generasi dan lintas ras di seluruh dunia. Ketika ia dibawa ke pengadilan untuk kasus pelecehan seksual, fans MJ tetap membelanya, sekalipun tahu bahwa ia menyuap keluarga penuntut untuk tutup mulut.

Produk yang dikeluarkan oleh MJ, apakah itu album studio, video klip, tur dan konser, buku dan alat marketing lainnya, selalu dibuat habis-habisan dengan menonjolkan sisi perfeksionisnya, karena ia tahu bahwa bukan saja media yang akan suka, tapi penggemarnya juga akan terkonek dengan dirinya. Maka tak heran kalau ia punya puluhan lagu yang hit nomor satu, 13 grammy, berhasil menjual 750 juta lebih kopi, dan memiliki album terlaris sepanjang masa.

Entah didesain atau secara tidak sengaja, hasil kreasi seni yang dikeluarkan oleh MJ selalu dibicarakan di mana-mana, sepanjang karirnya, ketika dikabarkan mati, bahkan hingga kini setelah mati (seperti yang ada di komunitas ”We miss Michael Jackson”). MJ seakan dengan mudah menjadi the man in the conversation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com