Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Kenaikan Kredit Bermasalah Kartu Kredit Berlanjut

Kompas.com - 21/10/2009, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para penerbit kartu kredit harus waspada. Data Bank Indonesia memperlihatkan, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) kartu kredit per akhir Agustus mencapai 8,8 persen. Tren peningkatan rasio NPL yang dimulai sejak April rupanya masih berlanjut.

Rasio NPL sebesar 8,8 persen itu berasal dari hasil pembagian nilai NPL kartu kredit per akhir Agustus yang sebesar Rp 2,89 triliun dengan outstanding total kartu kredit Rp 32,82 triliun.

Meski tren NPL, baik nilai maupun nominalnya terus naik, Bank Indonesia belum khawatir. Dalam hitungan BI, rasio NPL kartu kredit perbankan jika dihitung secara gross per akhir Agustus sebesar 8,5 persen dan sebesar 1,5 persen jika dihitung secara nett. "Menurut saya itu tidak besar, tidak mengkhawatirkan. Terlebih, bank sudah jauh lebih berhati-hati," ujar Aribowo, Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Senin (19/10).

Direktur Bisnis PT Bank UOB Buana Safrullah Hadi Saleh juga memaklumi tren tersebut. Menurutnya, rasio NPL yang lazim bagi kartu kredit antara 7 persen dan 8 persen. "Jika sudah melampaui itu, baru bank perlu waspada," ujarnya.

Aribowo menambahkan, rasio NPL kartu kredit pada akhir tahun lalu malah jauh lebih besar, yakni 11 persen. "Sampai akhir tahun, perkiraan kami NPL kartu kredit masih sekitar 8 persen," ungkapnya.

NPL kartu kredit memiliki tren yang hampir sama dengan penggunaan kartu kredit. Ada bulan-bulan tertentu di mana transaksi kartu kredit berikut rasio kredit NPL meningkat. "Kalau saat ini relatif tinggi, itu bisa jadi imbas dari Lebaran," ujar Aribowo.

Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia Dodit W Probojakti menilai, rasio NPL di bawah 10 persen belum terlalu menghawatirkan. "Jika rasio NPL sudah melebihi 10 persen, baru sangat berbahaya bagi perbankan. Namun, rasio NPL yang sekarang ini masih relatif normal ditanggung bank," ujar Dodit.

Menurut Safrullah, sebagian besar penyumbang NPL adalah debitur kelas bawah yang belum tahu benar mengenai hitung-hitungan pembayaran kartu kredit. (Dyah Megasari, Ruisa Khoiriyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com