Di luar itu, permintaan pasokan listrik sejak Maret lalu di luar dugaan melonjak tajam.
”Hal itu bisa jadi karena masyarakat makin mampu sehingga kini memasang alat pendingin ruangan dalam jangka waktu cukup lama. Apalagi, harga alat pendingin ruangan kian murah dan kondisi cuaca di Jakarta yang amat panas,” katanya.
Melonjaknya permintaan daya listrik akhir-akhir ini mengakibatkan beban puncak pada siang hari mencapai 5.400 MW, padahal setahun lalu 4.900 MW. Pada aliran listrik Jawa-Bali, beban puncak pada malam hari mencapai 17.000 MW dari semula 16.500 MW.
”Ini yang tidak mampu kami atasi sehingga terjadi kerusakan pada trafo di beberapa gardu,” ujar Widodo.