Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pembangunan Karakter di Pabrikan Ban

Kompas.com - 10/11/2009, 14:54 WIB

KOMPAS.com - Pada tahun 2000, Financial Times dan sebuah majalah dari Canada “Report on Business” mensponsori pemilihan logo terbaik sepanjang masa (“The Greatest Logo in History”), yang melibatkan 22 orang juri dari kalangan desainer, biro iklan, pakar branding internasional dan sebagainya.

Siapa yang keluar jadi pemenang? Anda bisa jawab, mungkin McDonald’s? Coca-Cola? Atau Apple? Atau yang lain sebagainya. Satu yang pasti, yang menang bukan logonya perusahaan dari industri ritel, elektronik, atau FMCG, tapi dari industri ban. Ya, yang keluar dan dinobatkan sebagai logo terbaik sepanjang masa ketika itu adalah Michelin.

Cerita tentang Michelin dengan logo ikonik Bibendum (atau yang terkenal dengan “Michelin Man” memang sangat menarik. Bayangkan saja, dari sejak awal, perusahaan yang didirikan oleh Michelin bersaudara ini sudah sadar bahwa yang mereka bentuk bukanlah sekedar brand, tapi karakter. Dan itu pada akhir abad ke-19, jauh sebelum Walt Disney dan Ub Iwerks membuat karakter Mickey Mouse pada tahun 1928. Jauh pula sebelum pakar branding menulis buku tentang tata cara membuat brand yang baik dan benar.

Asal mula penciptaan karakter Bibendum didorong ketika Michelin bersaudara menghadiri sebuah pameran di Lyon, Perancis pada tahun 1894. Di pameran tersebut mereka menyewa sebuah booth untuk menunjukan kebolehan ban pneumatic versi mereka yang diberi slogan “Nunc est Bibendum” yang artinya “cheers! sekarang waktunya untuk minum.” Kenapa? Karena mereka percaya bahwa ban yang bagus adalah ban yang berkarakter solid karena dapat menyerap atau ‘meninum’ segala tantangan yang ada dijalan.

Setelah mendapatkan tema karakter yang sesuai dengan karakter produknya, inspirasi untuk memvisualkan tema ‘bibendum’ tersebut mereka dapatkan di pameran di Lyon tersebut setelah melihat adanya tumpukan ban yang mirip badan manusia. Andre Michelin setelah lama-lama memperhatikannya, terpikir “Wah, boleh juga kalau ditambahkan kepala, tangan dan kaki, karena jadilah ia berwujud manusia seutuhnya.”

Seorang artis asal Perancis yang terkenal dengan sebutan O’ Galop (bernamakan asli Marius Rossillon) kemudian diminta untuk mendesain visualisasi karakter ini lewat sebuah poster yang menggambarkan tumpukan ban berwujudkan manusia itu tampil sebagai ‘raja’ yang sedang bersulang bersama dengan dua orang lain (yang konon merepresentasikan dua pesaing Michelin yaitu John Boyd Dunlop (pendiri ban Dunlop) dan bos-nya pabrikan ban Continental.

Poster tersebut keluar dan menjadi terkenal pada tahun 1898. Secara resmi, nama Bibendum menjadi ofisial ketika seorang penulis terkenal bernama Curnonsky pada tahun 1908, diminta untuk menulis cerita tentang karakter Bibendum ini di sebuah kolom surat kabar secara ekslusif.

Jadilah Bibendum yang merepresentasikan karakter seorang aristokrat berbadan gemuk yang kemudian menjadi sebuah simbol yang dikenal seluruh dunia yang sangat humanis.

Selama satu abad belakangan bentuk Bibendum ini tampil lewat banyak bentuk mengikuti perkembangan jaman, mulai dari memakai kaca mata gaya aristokrat, ada yang digambarkan sambil nyerutu, sebagai gladiator, sampai yang digambarkan sedang main freesbie. Layaknya manusia biasa, ia bisa nangis, ia bisa ketawa, ia bisa marah, ia bisa ngamuk, ia bisa lari, ia bisa tampil sedang menyapa orang, ia bisa gemuk, ia bisa kurusan, dan macam-macam lainnya.

Michelin dengan karakter Bibendum yang kini terkenal dengan sebutan ‘Michelin Man’ ini adalah sebuah contoh paling sahih ketika kita berbicara mengenai pengelolaan brand harus bertumpu pada pembangunan karakter. Sebuah brand hanyalah bungkus, di mana karakter adalah isi sesungguhnya, ‘the true you.’

Karakter (isi) menjadi lebih penting ketimbang brand (bungkus). Kalau isinya sudah dibentuk terlebih dahulu, maka pembungkusan brand tersebut tinggal mengikuti. Dan memang benar, bisa tampil tidak tetap. Konsistensi dari penampilannya dilihat dari pembawaan karakternya yang humanis, berwarna hitam dan putih, sehingga sangat mudah untuk dimainkan.

Michelin Man adalah sebuah contoh sebuah brand yang tidak lazim karena tidak harus mengikuti aturan dan koridor sebagaimana yang ditulis pada kitab dan panduan penggunaan simbol brand, yang biasanya do’s and dont’s-nya bisa ditulis ratus-ratusan halaman. Panduan tersebut biasanya mengajarkan kita bahwa brand harus tampil konsisten, dan tidak semestinya tampil dengan berbagai bentuk yang berubah-rubah. Tapi di Michelin ceritanya tentu lain. Apapun yang diperlihatkan oleh Michelin Man, dengan berbentuk apapun ia tetap sama, ia tetap Michelin Man, karakter yang humanis dan sangat manusiawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com