Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Kompas.com - 10/05/2024, 14:07 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosasi Peritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menjelaskan soal permintaan pihaknya ke pemerintah agar memperketat penjualan gas Elpiji di warung madura.

Roy menyebutkan, yang dimaksud dengan memperketat penjualan adalah agar mengingatkan kepada warung Madura untuk tetap mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kesehatan.

“Begini, menjual gas elpiji itu ada risiko besarnya yakni rawan kebakaran, yang kami minta ke pemerintah agar pemerintah mau mendorong para warung Madura, jika ingin menjual gas Elpiji setidaknya menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR),” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024).

“Dipeketat adalah dengan maksud yang tulus dari peritel untuk mengingatkan warung Madura agar menjaga keselamatan, keamanan, dan kesehatan bagi mereka yang berdagang dan sebagai sama-sama pedagang,” sambungnya.

Baca juga: Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Roy mengatakan, dengan pengaturan dari pemerintah soal penjualan Elpiji di tingkat pedagang, diharapkan bisa meminimalkan risiko bencana kebakaran. “Tak ada masalah jika memang mau jual gas Elpiji tapi kita mengingatkan aga tetap mengutamakan keselamatan,” katanya.

Sebagai informasi, Pemerintah berencana memberlakukan aturan penjualan Elpiji 3 kilogram atau gas melon hanya bisa dilakukan pada penyalur-penyalur resmi.

Dengan adanya aturan ini, maka penyaluran maupun penjualan di tingkat pengecer tak bisa lagi dilakukan. Masyarakat kini hanya bisa membeli Elpiji 3 kg di sub penyalur.

Selama ini penjualan Elpiji di agen resmi diwajibkan memiliki gas detektor hingga peralatan listrik explotion proof.

Sebelumnya, Aprindo meminta pemerintah untuk memperketat penjualan produk-produk yang rentan terhadap api di warung Madura, seperti elpiji dan bensin eceran.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menyebut warung Madura yang menjual elpiji tak ada yang memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

“Menjual bensin, elpiji itu kan ada aturannya dari Dirjen Migas supaya tidak membahayakan bagi penjual. Kalau mau menjual bensin harus ada pemadam kebakarannya dong karena kalau di pom bensin di samping dispensernya itu ada APAR. Nah, itu ada enggak di warung Madura?” ujarnya saar jumpa pers di Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Baca juga: Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com