Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hot Money" Deras Keluar

Kompas.com - 09/02/2010, 10:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Memburuknya kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak akhir pekan lalu berlangsung seiring kian derasnya aliran dana asing keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemarin (8/2/2010), investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 1,4 triliun. Ini posisi net sell tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Tak pelak, kaburnya dana asing menjadi salah satu pemicu anjloknya bursa saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup merosot 1,72 persen ke level 2.475,57. Ini adalah posisi terendah indeks saham dalam tahun ini. Adapun nilai transaksi harian BEI mencapai Rp 4,48 triliun, lebih tinggi 2,75 persen dari Jumat pekan lalu.

Harga 146 saham merosot, 56 saham stagnan, dan hanya 32 saham yang harganya masih bisa naik. Koreksi saham-saham blue chips, seperti saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Unilever Indonesia (UNVR), dan Astra International (ASII) memberikan kontribusi besar terhadap kejatuhan indeks.

Sebenarnya, tren hengkangnya dana asing mulai terlihat sejak akhir bulan lalu dan berlanjut hingga kini. Bursa saham Indonesia sempat merasakan derasnya aliran masuk dana asing pada pekan pertama Januari 2010, saat asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 2,3 triliun. Jika menghitung sejak awal tahun ini sampai kemarin, investor asing sudah membukukan net sell senilai Rp 569,57 miliar.

Vice President Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere, menilai kondisi ini menjadi indikasi investor asing mulai ragu menanamkan modal di Indonesia. Apalagi, belakangan ini kondisi pasar saham finansial di Amerika Serikat (AS) perlahan-lahan tampak cerah. Sehingga, para investor tertarik membenamkan asetnya di sana.

Direktur Financorpindo Nusa, Edwin Sinaga, menimpali bahwa nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia cenderung menguat. Ini memicu investor ramai-ramai menjual aset non-dollar AS dan beralih ke mata uang itu.

Pesona dollar semakin terlihat ketika aura negatif juga membayangi pasar Eropa. Negara seperti Yunani, tengah diguncang problem defisit anggaran sehingga menyeret nilai tukar euro. Keterpurukan IHSG semakin lengkap tatkala nilai tukar rupiah terus melemah. Merujuk kurs tengah Bank Indonesia, kemarin, rupiah turun 0,21 persen menuju Rp 9.413 per dollar AS.

Kepala Riset Recapital Sekuritas, Poltak Hotradero, punya pendapat lain. Menurut dia, keluarnya dana asing dari bursa saham adalah hal lumrah. "Sebagai investasi jangka pendek, saya rasa asing melakukan profit taking," kata dia. Apalagi, tidak ada larangan asing untuk keluar-masuk pasar saham Indonesia.

Roy Sembel, Kepala Riset Capital Price, menilai, keluarnya dana asing tak akan berlangsung lama. Dia yakin Indonesia akan kedatangan dana asing lebih besar lagi. Sebab, saat ini peringkat utang Indonesia naik menjadi BB+ dan berpeluang menuju BBB.

Pada posisi ini, Indonesia sangat pantas disinggahi dana investasi jangka panjang. "Nantinya Indonesia tidak hanya mendapatkan hot money," pungkas Roy. (Anna Suci Perwitasari/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com