Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencanakan Kondisi Keuangan Masa Depan

Kompas.com - 29/04/2010, 18:34 WIB

Secara garis besar jenis pengeluaran itu bisa dibagi menjadi empat bagian, yaitu membayar kewajiban hutang, pengeluaran rutin seperti biaya rumah tangga, listrik, telepon, dan lain-lain, investasi dan pengeluaran pribadi.

Seperti sudah dijelaskan pada langkah pertama di atas, besarnya kewajiban membayar utang (cicilan) tidak boleh melebihi 30 persen dari total pendapatan kita. Dan ini harus ditempatkan pada prioritas pertama dari sisi pengeluaran.

Menunda kewajiban pembayaran utang hanya akan menimbulkan peluang terciptanya utang baru di masa depan yang memiliki tingkat bunga lebih tinggi. Prioritas kedua dalam pengeluaran adalah mengelola pengeluaran rutin.

Harus dibedakan secara jelas antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pribadi. Pengeluaran rutin adalah jenis pengeluaran yang mutlak harus dilakukan untuk mendukung aktivitas produktif kita, tidak bisa dihemat tanpa menurunkan kualitas hidup dan tidak bisa dihindari, sedangkan pengeluaran pribadi adalah jenis pengeluaran yang harus dikorbankan bila terjadi penurunan pendapatan.

Besarnya pengeluaran rutin harus dijaga pada kisaran 50 persen dari total pendapatan kita. Bila pengeluaran rutin sudah melebihi ambang batas 60 persen dari total pendapatan kita, maka kita tidak memiliki kesempatan untuk berinvestasi.

Akibatnya kita akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup di masa yang akan datang. Jadi bila pengeluaran rutin sudah mendekati ambang batas, kita harus bekerja lebih giat lagi agar total pendapatan kita meningkat.

Investasi juga harus menjadi prioritas dalam alokasi “pengeluaran” kita. Investasi ini berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita di masa yang akan datang. Investasi akan menambah aset yang kita miliki dan menjadi sumber pendapatan pasif.

Budaya investasi harus mulai dilakukan sejak dini, seberapa kecilpun pendapatan kita. Besarnya alokasi “pengeluaran” untuk investasi minimal adalah 10 persen dari total pendapatan kita. Agar kondisi ini tercapai, maka alokasi investasi bukan dari sisa pendapatan kita setelah dikurangi dengan pengeluaran, tetapi memang sudah dialokasikan begitu kita menerima pendapatan.

Perlu dipahami bahwa investasi tidak sama dengan menabung, karena menabung hanya memberikan tingkat pertumbuhan asset yang relatif sangat kecil. Semakin muda usia kita semakin besar bobot (persentasi) investasi kita di instrumen-instrumen investasi yang mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk mendukung masa depan keuangan kita.

Harus disadari bahwa investasi yang memberikan tingkat imbal hasil tinggi selalu memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat resiko tersebut harus tetap sesuai dengan karakteristik toleransi risiko yang kita miliki. Semakin mapan kondisi ekonomi kita, maka alokasi aset dalam bentuk investasi harus semakin besar, sampai pada gilirannya kita bisa mencapai kebebasan finansial bila hasil yang kita terima dari kerja asset investasi kita sudah melebihi atau paling tidak mendekati hasil kerja produktif kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 119,1 Triliun hingga April 2024

Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 119,1 Triliun hingga April 2024

Whats New
Penerbangan Haji Diwarnai Keterlambatan, Bos Garuda Minta Maaf

Penerbangan Haji Diwarnai Keterlambatan, Bos Garuda Minta Maaf

Whats New
Kemenaker Paparkan Pertumbuhan Ekonomi dan Ketenagakerjaan di RI, TKA Punya Sumbangan Besar

Kemenaker Paparkan Pertumbuhan Ekonomi dan Ketenagakerjaan di RI, TKA Punya Sumbangan Besar

Whats New
Bantu Petani Sulsel yang Terkena Banjir, Mentan Amran Serahkan Bantuan Senilai Rp 410 Miliar

Bantu Petani Sulsel yang Terkena Banjir, Mentan Amran Serahkan Bantuan Senilai Rp 410 Miliar

Whats New
Realisasi Impor Gula Lambat, Kemendag Tegur 3 Importir

Realisasi Impor Gula Lambat, Kemendag Tegur 3 Importir

Whats New
Peran Gas Bumi Penting untuk Kurangi Impor LPG

Peran Gas Bumi Penting untuk Kurangi Impor LPG

Whats New
BPH Migas Ajukan Kuota Pertalite 2025 Sebesar 33,23 Juta Kiloliter

BPH Migas Ajukan Kuota Pertalite 2025 Sebesar 33,23 Juta Kiloliter

Whats New
Berburu Kacamata di Pusat Perbelanjaan Senen Jaya 1 dan 2

Berburu Kacamata di Pusat Perbelanjaan Senen Jaya 1 dan 2

Whats New
Tumpukan Kontainer di Pelabuhan, Sri Mulyani: 62,3 Persen Sudah Diselesaikan

Tumpukan Kontainer di Pelabuhan, Sri Mulyani: 62,3 Persen Sudah Diselesaikan

Whats New
Lazada Diduga Lakukan Tindakan Diskriminatif, KPPU Berikan Respons

Lazada Diduga Lakukan Tindakan Diskriminatif, KPPU Berikan Respons

Whats New
Pertamina Akan Tertibkan Penjualan Jual Elpiji 3 Kg di di Warung

Pertamina Akan Tertibkan Penjualan Jual Elpiji 3 Kg di di Warung

Whats New
3 Hal yang Bisa Dilakukan Gen Z untuk Ubah Kecemasan jadi Produktifitas

3 Hal yang Bisa Dilakukan Gen Z untuk Ubah Kecemasan jadi Produktifitas

Whats New
BPH Migas Siapkan 100.000 KL Kuota BBM Pertalite untuk Pertashop

BPH Migas Siapkan 100.000 KL Kuota BBM Pertalite untuk Pertashop

Whats New
Surplus APBN Naik Jadi Rp 75,7 Triliun

Surplus APBN Naik Jadi Rp 75,7 Triliun

Whats New
Jokowi Terbitkan Aturan Baru soal Potongan Gaji Karyawan untuk Iuran Tapera, Simak Poin Pentingnya

Jokowi Terbitkan Aturan Baru soal Potongan Gaji Karyawan untuk Iuran Tapera, Simak Poin Pentingnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com