Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakrie Diduga Salah Terapkan Akuntansi

Kompas.com - 21/07/2010, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) unjuk gigi. Terkait simpanan sejumlah emiten di PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), BEI menemukan indikasi pelanggaran standar akuntansi. "Dugaan sementara, emiten Grup Bakrie salah menerapkan standar akuntansi," tegas Ito Warsito, Direktur Utama BEI, kemarin (20/7/2010).

Ito menyatakan, jika emiten Grup Bakrie sudah menarik dana, seharusnya pada tanggal penarikan itu dicatatkan dalam laporan keuangan. Maka itu, BEI akan meminta bukti tertulis penarikan dana tersebut dan harus menyerahkan bukti transaksi itu dalam dua hari ke depan. "Semoga Jumat sudah ada keputusan apakah mereka bersalah atau tidak," tandasnya.

Ito menambahkan, jika para emiten itu terbukti salah, BEI akan memberi sanksi mulai peringatan tertulis hingga denda maksimal Rp 500 juta. Namun, ia akan melimpahkan kasus ini ke Bapepam-LK.

Menteri Keuangan Agus Martowardoyo meminta Bapepam LK segera turun tangan. "Good governance harus dijaga. Jangan sampai imej pasar modal itu menjadi buruk," tegasnya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito berkata, BEI akan memanggil Danatama Makmur. Selain menangani rights issue Grup Bakrie dan IPO BIPI, Danatama menentukan BACA sebagai bank persepsi aksi itu. "Kami akan memperluas pemeriksaan," katanya.

Sumber KONTAN di Bank Indonesia (BI) bilang, BI belum melihat kesalahan akuntansi di BACA. "Kami sudah cek ke cabang bank itu di Mega Kuningan," ujarnya.

Adapun Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, menegaskan, laporan keuangan yang benar adalah milik bank. "Bank harus mengikuti ketentuan accounting," tegasnya.

Seperti ditulis KONTAN (14/7), di kuartal 12010, tujuh emiten, Bakrie Sumatra Plantation (UNSP), Energi Mega Persada (ENRG), Benakat (BIPI), Bumi Resources (BUMI), Bakrie Telecom (BTEL), Bakrieland Development (ELTY), dan Darma Henwa (DEWA) punya simpanan Rp 6,7 triliun di BACA. Selain itu, ada simpanan Bakrie and Brothers (BNBR) yang diklaim sebagai konsolidasi anak-anak usahanya. Tapi pada periode itu, nilai simpanan nasabah BACA hanya Rp 2,69 triliun.

Menurut Harry Nadir, Direktur Keuangan UNSP, dana itu sudah ditarik untuk membiayai akuisisi. Tapi, karena masalah administrasi, dana itu masih tercatat di laporan keuangan kuartal I.

Direktur Utama ENRG Imam Agustino punya alasan senada. Dana ENRG di BACA cuma Rp 130 miliar. Dari hasil rights issue Februari, ENRG mendepositokan Rp 1,13 triliun di BACA. Tapi, ENRG sudah mengalihkan Rp 866 miliar ke produk investasi terproteksi. "Pada Maret kami tarik Rp 139 miliar untuk akuisisi," imbuhnya. (Kontan/Abdul W Fauzie, Amailia Putri, Ruisya K. Stefi I.)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com