Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan Melonjak

Kompas.com - 18/09/2010, 08:19 WIB

Salah satu penyebab kenaikan harga pangan adalah kelangkaan pangan di Rusia. Hal ini disebabkan oleh kekeringan yang berkepanjangan. Kekeringan di sejumlah negara juga mendorong terjadinya kenaikan harga pangan global.

Menekan keuangan

Kenaikan harga pangan turut menekan keuangan negara. Di Amerika Serikat, misalnya, yang kerepotan menalangi kerugian perbankan, kenaikan harga gandum global yang mencapai level tertinggi Agustus lalu memaksa AS menanggung biaya tambahan subsidi pangan sekitar 2 miliar dollar AS dalam 12 bulan ke depan.

Jika subsidi ini tidak bisa ditanggung lagi, beban akan diteruskan kepada konsumen. ”Biaya tambahan itu berasal dari krisis gandum, itu sangat signifikan dan material,” ujar Alex Wittenberg, salah seorang penulis laporan tentang persoalan pangan di AS.

Kenaikan harga barang komoditas pada tahun 2007/2008 telah terbukti menaikkan harga bahan pangan pokok dan menimbulkan kerusuhan di beberapa negara. ”Kami terus menyarankan kepada sejumlah pemerintahan untuk memikirkan langkah fundamental terhadap pasar serta mendorong mereka mencukupi kebutuhannya, sekaligus mengupayakan kesuksesan panen atas tanaman pangan,” demikian laporan FAO tersebut.

Produksi gandum global tampaknya akan menurun tahun ini, tetapi pasokan dari sisa panen tahun 2008 dan 2009 diharapkan dapat membantu menstabilkan harga. ”Simpanan gandum global sebenarnya mencukupi, berasal dari panen selama dua tahun terakhir,” ujar Jonanthan Blake, manajer pada Baring Global Agriculture Fund.

Kenaikan harga jagung terjadi akibat kekhawatiran hasil panen di AS yang selama ini merupakan penghasil jagung terbesar global. Hasil panen dari AS diperkirakan akan menurun pada tahun ini.

Harga gula juga terus merangkak naik, menuju level tertinggi dalam enam bulan terakhir ini, akibat kekeringan di Brasil, eksportir gula terbesar dunia, sebagaimana dikatakan analis dari Rabobank, Doug Whitehead. (AP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com