Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Kalteng Meminta Penjelasan

Kompas.com - 07/02/2011, 02:58 WIB

Palangka Raya, Kompas - Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang meminta penjelasan kepada Kementerian Kehutanan terkait informasi bahwa perambahan kawasan hutan di daerah setempat telah merugikan negara sedikitnya Rp 158,5 triliun.

”Kami terkejut dengan pemberitaan di salah satu koran nasional bahwa hasil rapat koordinasi Kemhut dengan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum menyatakan akibat perambahan kawasan hutan di Kalteng mengalami kerugian yang sangat besar,” kata Teras Narang di Palangkaraya, Kalteng, Minggu (6/2).

Pada 1 Februari di Jakarta dilangsungkan Rapat Koordinasi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Dari rapat tersebut dilaporkan, perambahan di Kalteng merugikan negara sedikitnya Rp 158,5 triliun (Kompas, 2/2).

Teras Narang mendesak agar hasil rapat koordinasi antara Kemhut dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum segera ditindaklanjuti karena apabila didiamkan begitu saja, Kalteng menjadi terbelenggu akibat pernyataan dan pemberitaan tersebut.

”Kami juga khawatir dengan adanya hasil rapat koordinasi dan pemberitaan tersebut nantinya bisa mengakibatkan proses disahkannya rencana tata ruang wilayah Provinsi Kalteng akan menjadi sangat lambat. Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah pusat memberikan penjelasan lebih lanjut,” ucap Teras.

Sebagai pemimpin di daerah Kalteng, ia juga akan segera menyurati Kemhut terkait masalah tersebut karena hal itu nantinya akan membuat masyarakat resah dan mengakibatkan dugaan kinerja dari pemerintah daerah sendiri.

”Intinya di dalam surat itu nanti, kami akan meminta Kemhut memberikan klarifikasi yang menjelaskan semua permasalahannya disertai bukti-bukti untuk menghitung jumlah kerugian negara akibat perambahan kawasan hutan tersebut,” ungkap Teras.(ANTARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com