Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migrasi Kartu ATM ke Chip Terkendala

Kompas.com - 14/02/2011, 11:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana migrasi teknologi kartu debet dan ATM dari magnetik ke chip terkendala banyak hal. Selain masalah kesiapan bank dan perusahaan penyedia perangkat teknologi, proses modernisasi alat pembayaran menggunakan kartu ini ternyata juga terhambat rendahnya pemahaman para nasabah.

Sejatinya, kendala dari sisi nasabah tersebut di luar prediksi. Awalnya, para bankir dan Bank Indonesia (BI) sangat yakin, migrasi akan cepat menuai respons dari para nasabah lantaran teknologi mutakhir itu memberikan keamanan lebih tinggi dalam bertransaksi.

Salah satu yang mengalami kendala dari sisi kesiapan nasabah adalah Bank Mandiri. Kresno Sediarsi, Managing Director Teknologi dan Operasional Bank Mandiri, menuturkan, dari segi teknis Mandiri sangat siap melakukan konversi. Sistem teknologi dan mesin ATM maupun EDC

Mandiri sudah mampu mengakomodasi teknologi chip. Namun, banyak nasabah yang belum mengetahui akan ada pergantian tersebut. Ini menyulitkan manajemen menarik dan mengganti kartu ATM yang sudah beredar.

"Kami sebetulnya sudah memasang pengumuman di layar ATM, tapi sepertinya tidak semua nasabah memperhatikan," kata Kresno. Mandiri sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke nasabah. “Tapi kan tak bisa terus-terusan juga. Nanti nasabahnya malah kesal," ujarnya.

Lain lagi dengan CIMB Niaga. Bank milik investor asal Malaysia ini belum berencana menerbitkan kartu chip. "Kami masih menunggu terbitnya peraturan BI," kata Ferdy Sutrisno, Direktur Ritel dan Perbankan Syariah CIMB Niaga, Jumat (11/2/2011). Per 31 Januari lalu, jumlah kartu ATM CIMB Niaga mencapai 2 juta kartu.

Meski masih menunggu aturan BI, CIMB Niaga mengaku sudah menyiapkan teknologi dan sistem pendukung konversi, seperti ATM dan EDC.

Standar operasional

Sementara Bank Permata, yang terlibat pilot project migrasi sejak 2009 silam, mengungkapkan, dari 1 juta lebih kartu ATM Permata, belum ada yang dikonversi. Saat ini bank patungan Astra Internasional dan Standard Chartered ini masih dalam tahap pengujian dengan pihak terkait. Seperti vendor aplikasi EDC dan ATM serta pengelola jaringan mesin ATM.

Menurut Bianto Surodjo, Head Wealth Management, Retail Liability Product & e-Channel Bank Permata, koordinasi antara perbankan, switcher dan vendor untuk menciptakan standar operasional konversi ini tidak mudah. "Soalnya, tiap stakeholder memiliki pandangan, pengalaman, kepentingan maupun platform teknologi informasi yang berbeda," kata Bianto.

Catatan saja, BI akan memulai migrasi kartu ATM awal April 2011 mendatang. Bank sentral berharap, di tahun 2016 seluruh bank sudah menancapkan chip pada kartu debet/ATM. Selama proses perpindahan, BI tidak akan mengenakan sanksi bagi perbankan yang belum siap. (Bernadette Christina Munthe/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com