Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Kajian Pembatasan BBM Diserahkan Hari Ini?

Kompas.com - 07/03/2011, 08:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kajian Pengaturan Bahan Bakar Minyak (BBM) rencananya hari ini (7/3/2011) akan menyerahkan hasil kajian mengenai dampak pembatasan BBM subsidi kepada Pemerintah.

Untuk diketahui saja, Pemerintah memutuskan untuk menunda pembatasan BBM subsidi yangsemula akan dilaksanakan pada April 2011 untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kenaikan harga minyak bumi dan pangan akibat krisis politik di kawasan Timur Tengah menghantui pemerintah untuk melanjutkan pembatasan konsumsi premium.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, pemerintah tidak ingin kebijakan tersebut malah memicu kenaikan inflasi. Pemerintah juga harus mengantisipasi kelanjutan kenaikan harga minyak yang mendorong pengguna pertamax beralih ke premium sehingga beban subsidi juga naik.

Sementara itu, Ketua Tim Kajian Pengaturan BBM Anggito Abimanyu, justru menyarankan, pembatasan BBM bersubsidi tetap dilaksanakan April 2011. Ia beralasan April merupakan bulan deflasi. Selain itu, dia melihat, persiapan untuk menerapkan rencana tersebut sudah cukup matang. ”Saya bisa menestimoni karena saya melakukan sendiri kajian tentang kesiapan di tingkat kebijakan maupun tingkat implemetasi,” katanya, sela-sela acara ISEI Executive Seminar Rabu (2/3/2011) seperti dikutip Kontan.

Menurut mantan Ketua Badan Kajian Fiskal itu, pembatasan BBM bersubsidi merupakan kesempatan untuk melakukan perbaikan dari pola subsidi sekaligus momentum dalam mengurangi disparitas.  ”Kami akan menyimpulkan rekomendasinya apa dan akan disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Senin,” katanya kala itu.

Tim Kajian Pengaturan BBM sendiri terdiri dari Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Indonesia. UGM mengetuai kajian soal kebijakan, ITB pada infrastruktur dan pelaksanaan, dan UI untuk pengawasan.

Nah bagaimana kira-kira hasil kajiannya? Apakah pemerintah akan melaksanakan hasil kajian tersebut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com