Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Palsu Meningkat Hampir 100 Persen

Kompas.com - 20/04/2011, 16:06 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Peredaran uang palsu di Pulau Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir kian mengkhawatirkan. Bank Indonesia (BI) Denpasar mencatat dari tahun 2005 sampai 2010, terjadi lonjakan hampir 100 persen, dari 1.800 lembar menjadi 2.800 lembar.

Diprediksi tahun ini akan semakin meningkat karena beberapa waktu lalu Polda Bali membongkar sindikat perdagangan uang palsu dengan barang bukti mencapai Rp 50 juta uang palsu pecahan Rp 100.000.

Bahkan dalam kasus terakhir uang palsu yang diedarkan di pasar-pasar tradisional ini kualitasnya nyaris sempurna. Kertas, watermark, garis pengaman hampir mirip dengan uang asli. Yang membedakan hanyalah nomor seri yang seluruhnya sama.

"Pemalsuan uang di Bali mengalami kecenderungan meningkat. Bila tidak dikendalikan, akan meningkatkan publikasi negatif dan kemerosotan kepercayaan internasional terhadap mata uang rupiah," kata pimpinan BI Denpasar Jeffrey Kahuripan, Rabu (20/4/2011) di Denpasar.

Tak hanya mengandalkan polisi sebagai penegak hukum untuk memberantas peredaran uang palsu ini, BI juga telah membentuk satuan kerja (satker) yang berfungsi sebagai pengawas dan sosialisasi. "Tahun ini, kami harapkan data dari satker mulai bisa diakses oleh publik sehingga bisa membantu memberantas jaringan pengedar uang palsu lintas daerah," jelas Jeffrey.

BI juga akan berkoordinasi dengan Polri dan aparat terkait untuk memberi efek jera bagi para pengedar uang palsu dengan menerapkan hukuman maksimal. "Dalam catatan kami, pelaku tindak pidana uang palsu hanya dijatuhi hukuman beberapa bulan. Kami ingin ada persamaan persepsi, sehingga dapat dioptimalisasi dan menjadi peringatan di masyarakat untuk tidak memalsukan uang," tutur Jeffrey.

Baca juga: Judi 'Kupon Putih' Marak di Biak  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com