Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan Sistem Cip Perlu Waktu 1,5 Tahun

Kompas.com - 25/04/2011, 03:58 WIB

Jakarta, Kompas - Penggantian kartu debet dan anjungan tunai mandiri dari sistem magnetik ke cip diperkirakan membutuhkan waktu satu sampai dengan 1,5 tahun hingga tuntas. Pasalnya, penggantian ini bukan hanya menyangkut kartu debet dan ATM yang ada di tangan nasabah, melainkan juga mesin transaksi dan mesin ATM.

Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk Darmadi Sutanto mengemukakan hal itu kepada Kompas di Jakarta, Sabtu (23/4). Mengambil contoh penggantian kartu kredit dari magnetik ke cip, yang sudah lebih dulu dilakukan, membutuhkan waktu 1-1,5 tahun. ”Perlu biaya teknologi kartu, penggantian kartu, dan biaya untuk penggantian magnetik kartu menjadi cip,” ujarnya.

Diperkirakan, biaya untuk penggantian setiap kartu dari magnetik ke cip sekitar 2 dollar AS (sekitar Rp 17.000), atau 2-2,5 kali biaya kartu magnetik. Biaya kartu cip baru tidak mungkin dibebankan kepada nasabah. Saat ini, jumlah kartu debet sekaligus ATM BNI sekitar 10 juta kartu.

Menurut Darmadi, penggantian kartu dari magnetik ke cip harus dilakukan bertahap, tidak bisa serentak. Hal ini berkaitan dengan kemampuan kirim bank penerbit kartu debet atau ATM. Selain itu, bank juga harus memastikan bahwa kartu debet dan ATM itu dapat digunakan oleh nasabah. ”Jangan sampai kartu lama sudah tidak ada, tetapi kartu baru juga belum bisa dipakai,” tambah Darmadi.

BNI, kata Darmadi, siap melaksanakan pergantian itu. Salah satu nilai lebih yang diyakini Darmadi dapat diperoleh dari penggunaan kartu debet dan ATM dengan sistem cip adalah berkurangnya penyalahgunaan kartu.

Berdasarkan data Bank Indonesia, saat ini ada 48 penerbit kartu debet dengan lima prinsipal. Jumlah kartu debet dan ATM terus bertambah, dari 41.151.850 kartu pada akhir 2009 menjadi 48.873.080 kartu pada akhir 2010. Bahkan, pada Februari 2011 sudah bertambah menjadi 51.593.345 kartu.

Transaksi kartu debet dan ATM pada Februari 2011 mencapai 158,448 juta transaksi dengan nilai Rp 175,538 triliun. Sebagian besar merupakan transaksi tunai, yakni 114,563 juta transaksi dengan nilai Rp 81,116 triliun. Transaksi belanja masih rendah, yakni 9,662 juta transaksi dengan nilai Rp 5,742 triliun.

Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ASPI sedang menyelesaikan standardisasi migrasi kartu debet dan ATM dari magnetik ke cip. ASPI sudah studi banding Malaysia. ”Kami membahas juga nanti implementasinya seperti apa,” kata Budi Gunadi di Jakarta, pekan lalu.

Budi mengakui, salah satu hal yang dibahas serius adalah besarnya biaya penggantian dari magnetik ke cip. Diperkirakan, diperlukan sekitar 2 dollar AS per kartu cip baru. (idr)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com