Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Indonesia Tidak Dikuasai Asing

Kompas.com - 19/05/2011, 07:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perekonomian Indonesia tidak dikuasai pihak asing sebagaimana dikhawatirkan sejumlah pihak. Hal itu dikemukakan Dewan Pakar Habibie Center, Umar Juoro, di Jakarta, Rabu (18/5/2011).

"(Hal tersebut dapat) dilihat dari rasio utang terhadap PDB (produk domestik bruto) yang relatif rendah sekitar 27 persen, dan cenderung menurun," ungkap Umar dalam diskusi mengenai Kedaulatan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan oleh The Habibie Center.

Selain PDB, indikator lainnya adalah sumbangan ekspor terhadap PDB yang hanya sebesar 28 persen. Dengan angka tersebut, dapat dikatakan ketergantungan perekonomian Indonesia terhadap perekonomian dunia tidak tinggi.

Meski demikian, kemandirian perekonomian nasional menurutnya tidak dapat dilihat dari tertutup atau tidaknya perekonomian terhadap asing.

Hal yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana kemandirian dibangun dengan perekonomian yang terbuka dan semakin terintegrasi pada ekonomi dunia. 

Ia juga mengingatkan, kemandirian nasional tidak lepas dari pembangunan perekonomian di seluruh Indonesia. "Membangun kemandirian juga terkait dengan upaya untuk mengurangi ketimpangan daerah," sebutnya. 

Ia melihat ketimpangan secara regional masih terjadi. Hal ini dilihat dari sumbangan wilayah Jawa kepada PDB sebesar 58 persen. Sumatera (23 persen) dan Kalimantan (9 persen) menjadi dua wilayah setelah Jawa.

Untuk itu, ia mengharapkan agar ketimpangan daerah ini dikurangi dengan cara membuat pusat pertumbuhan baru di luar wilayah Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com