Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Program Utama untuk Tingkatkan Daya Saing

Kompas.com - 19/07/2011, 03:14 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah menetapkan 22 program utama terkait Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia jangka panjang. Program ini akan menjadi fokus bagi kegiatan dan pengerahan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek sehingga tercapai peningkatan daya saing Indonesia.

Hal ini disampaikan Idwan Suhardi, Deputi Pemanfaatan dan Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi, di Jakarta, Sabtu (16/7).

Program utama untuk pembangunan 15 tahun ke depan itu, antara lain, berkaitan dengan pengembangan komoditas unggulan, infrastruktur, energi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Program utama itu ditetapkan secara spesifik pada enam koridor, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua.

Di Jawa, misalnya, dibangun Jembatan Selat Sunda, pengembangan industri TIK, baja, tekstil, dan makanan. Di koridor Maluku-Papua akan dibangun industri pangan, energi, dan mineral. Industri kelapa sawit akan dikembangkan di koridor Sumatera dan Kalimantan.

Melalui program utama terjalin sinergi antara pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi, lewat pembangunan Science and Technology Park di tiap koridor.

Pada koridor kelapa sawit, misalnya, lembaga pendidikan harus mendukung dengan menghasilkan tenaga terampil dan ahli di bidang kelapa sawit, mulai dari pembibitan hingga pascapanen dan pengembangan jenis produk komersialnya.

”Diharapkan terjadi mobilitas periset untuk bekerja mendukung industri, hingga terbangun sistem inovasi di daerah dan pusat keunggulan,” kata Idwan.

Menurut Warsito Purwo Taruno, Staf Khusus Menristek Bidang Riset dan Kerja Sama, salah satu pilar yang penting dalam pembangunan jangka panjang adalah sumber daya manusia dan inovasi iptek. Sumber daya iptek perlu dikerahkan untuk meningkatkan nilai tambah industri.

Program pembangunan 15 tahun di bidang infrastruktur, antara lain akan dilaksanakan pembangunan Jembatan Selat Sunda senilai Rp 130 triliun. Jembatan ini memiliki arti penting bagi perkembangan perekonomian di Jawa dan Sumatera.

Dalam perencanaan, total anggaran untuk bidang infrastruktur Rp 300 triliun, kata Warsito. Sebanyak 8 persen akan disediakan pemerintah, selebihnya dari BUMN dan swasta.

Menurut Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) Zuhal, biofertilizer (pupuk bio) akan menjadi tonggak penting bagi kebangkitan teknologi nasional.

Pupuk bio diharapkan mengatasi lahan kritis di Indonesia yang mencapai jutaan hektar akibat pemupukan bahan kimia.

Saat ini, kemampuan peneliti di LIPI, IPB, dan Balitbang Kementerian Pertanian dalam pengembangan pupuk bio sudah memadai. Pengembangan pupuk bio dapat dilakukan menggunakan mikroba yang ada di Indonesia. Pemerintah dan swasta telah menyatakan keinginan untuk bersinergi dalam pengembangan pupuk bio. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com