Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Pabrik Gula

Kompas.com - 19/07/2011, 03:39 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Rencana pembangunan lima pabrik gula baru di Jawa Timur terus ditentang masyarakat. Bahkan, rencana itu diminta perlu diwaspadai sebab disinyalir digunakan untuk mengolah gula rafinasi. Apalagi volume gula kristal mentah yang diimpor melebihi kapasitas produksi pabrik gula.

Demikian dikatakan Wakil Sekretaris Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Adig Suwandi dan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil di Surabaya, Senin (18/7).

Adig mengatakan, kalangan pabrik gula berbahan baku tebu tidak mempersoalkan keinginan calon investor membangun pabrik gula baru. Namun, pabrik gula itu jangan hanya untuk mengolah bahan baku mentah impor.

Alasannya, pabrik gula berkapasitas 5.000 ton tebu per hari (tonnage cane per day/TCD) dalam keadaan normal menggiling tebu 900.000-1 juta ton, selama 180 hari giling menghasilkan gula 60.000-75.000 ton. Kenyataannya impor gula kristal 300.000 ton justru akan mematikan usaha tebu rakyat.

”Kami menyetujui pendirian pabrik gula agar produksi gula dan rendemen bisa kompetitif. Namun, bahan baku harus tebu yang ditanam di Jatim, bukan gula kristal impor,” ujar Adig.

Ini menyikapi kebijakan Kementerian Pertanian tentang rencana pendirian pabrik gula di Jatim untuk memanfaatkan 200.000 hektar potensi lahan sebagai areal tanam tebu. Lima pabrik baru itu adalah PT Kebun Tebu Masdi Lamongan di Lamongan, PT Gula di Kabupaten Mojokerto, PT Permata Tene di Kabupaten Probolinggo, PT Kencana Gula Manis di Kabupaten Blitar, dan PT RNI di Kabupaten Malang wilayah selatan.

Didukung lahan tebu

Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan penolakannya atas rencana pembangunan pabrik gula baru di provinsi ini jika tanpa didukung areal tanaman tebu untuk mendukung produksi. Jika investor ingin mendirikan pabrik, idealnya di pesisir pantai utara Jatim, yakni Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan, bahkan di Bangkalan dan Sampang, Madura.

Apalagi, produksi tebu nasional pada 2010 mencapai 2,3 juta ton, sedangkan kebutuhan konsumsi 2,8 juta ton. Jadi, 500.000 ton diperoleh dari impor gula. Dari jumlah itu, Jatim menyumbang 1.014.000 ton. Adapun konsumsi rakyat setempat 370.000 ton per tahun dan industri makanan-minuman 100.000 ton sehingga surplus 530.000 ton yang disalurkan untuk luar Jatim.

Total produksi gula Jatim 2010 diperoleh dari tebu sebanyak 16 juta ton dari penggilingan di 31 pabrik gula. Sejumlah 16 juta ton tebu itu memiliki masa giling 160 hari. Artinya, seluruh pabrik harus menggiling 100.000 TCD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com