Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bawang Merah Semakin Anjlok

Kompas.com - 27/07/2011, 19:36 WIB

BREBES, KOMPAS.com - Harga bawang merah di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah semakin anjlok, hingga mencapai Rp 3.000 per kilogram di tingkat petani. Padahal bulan, lalu, harga bawang merah masih sekitar Rp 12.000 hingga Rp 13.000 per kilogram.

Anjloknya harga bawang merah, akibat pengaruh panen raya yang berlangsung di wilayah sentra penghasil bawang merah tersebut.

Selain itu, juga akibat masuknya bawang merah dari daerah lain, serta bawang merah impor. Kondisi tersebut mengakibatkan para petani merugi, karena penghasilan yang mereka peroleh tidak cukup untuk menutup biaya tanam.

Rasijan (50), petani bawang merah di Desa Padasugih, Kecamatan Brebes, Rabu (27/7/2011) mengatakan, awal bulan lalu harga bawang merah turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 8.000 per kilogram, pekan lalu kembali turun menjadi Rp 6.000 per kilogram, dan saat ini hanya Rp 3.000 per kilogram.

Menurut dia, penurunan harga tersebut sangat merugikan petani. Seharusnya agar impas dengan biaya produksi, harga jual bawang merah Rp 7.000 per kilogram. "Hal itu karena biaya produksi yang harus ditanggung petani tinggi, mencapai sekitar Rp 50 juta per bau (sekitar 7.800 meter persegi). Biaya tinggi, karena kebutuhan obat-obatan banyak," katanya.

Dengan produksi sekitar delapan ton per bau, saat ini penghasilan petani hanya sekitar Rp 24 juta. Padahal, sebagian modal petani diperoleh dari hutang bank. Rasijan mengaku menghutang sebesar Rp 12 juta ke bank dan Rp 15 juta kepada saudara-saudaranya. "Ya nanti dicicil sebisanya, yang penting angsuran di bank tetap lancar," ujarnya.

Sekretaris Kelompok Tani Sumber Pangan, Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Brebes, Subekhan mengatakan, seharusnya menjelang Puasa, harga bawang merah naik, seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun saat ini justru sebaliknya, harga bawang merah anjlok.

Padahal, dari sekitar 120 hektar sawah di wilayahnya, 70 persen ditanami bawang merah, sedangkan sisanya cabai. Sekarang bawang jadi harapan petani agar bisa menikmati Lebaran, tetapi kalau harganya anjlok, bagimana nasib mereka, ujarnya.

Ia berharap, pemerintah segera turun tangan membantu mengatasi kondisi tersebut. Hal itu antara lain dengan mencegah masuknya bawang dari luar daerah ke Brebes. Apabila petani terus merugi, hal itu akan berdampak luas pada kehidupan sosial mereka.

Biasanya, kerugian tersebut akan memicu istri-istri petani untuk bekerja menjadi TKI di luar negeri, memicu penjualan sawah, bahkan tidak jarang menimbulkan perceraian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com