Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Berbahaya Segera Tiba

Kompas.com - 15/08/2011, 03:05 WIB

ROma, Minggu - Pimpinan Bank Dunia Robert Zoellick memperingatkan akan ada masa baru yang membahayakan perekonomian global. Sementara itu, program penghematan anggaran Italia untuk menyelamatkan keuangan negara banyak ditentang di dalam negeri.

Zoellick mengatakan di Sydney, Australia, akhir pekan lalu, bahwa isu utang pemerintah zona euro lebih berbahaya dibandingkan dengan penurunan peringkat utang Amerika Serikat (AS) yang dilakukan oleh Standard and Poor’s. Setelah penurunan peringkat, pasar saham bergejolak pada pekan lalu.

”Kita berada pada awal badai baru dan berbeda, tidak sama dengan badai pada 2008,” ujar Zoellick. Pada 2008, terjadi krisis finansial yang berakar dari surat utang beragun aset kredit kepemilikan rumah di AS. Krisis itu merebak ke mana-mana.

”Dalam dua pekan terakhir, dunia telah bergerak dari proses pemulihan yang beragam ke fase baru, yaitu keadaan yang lebih bahaya lagi. Negara berkembang dan beberapa negara, seperti Australia, telah berhasil dalam proses pemulihan dan memiliki pertumbuhan yang bagus. Sementara negara maju masih berjuang melepaskan diri dari krisis,” ujarnya.

Masalah kali ini, kata Zoellick, tidak sama seperti masalah pada 2008. Celakanya, kali ini pula tidak banyak ruang untuk bermanuver dalam memperbaiki keadaan ekonomi. Pada krisis 2008 lalu, banyak negara yang memberikan paket stimulus berupa penurunan pajak atau kemudahan mendapatkan kredit agar perekonomian dapat bergerak lagi.

Kali ini, stimulus sulit dilakukan karena pos-pos anggaran semakin menipis. Malahan banyak negara yang harus berhemat demi menjaga keuangan negara. Bahkan China tidak dapat lagi diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian global karena inflasi yang sedang tinggi. Jika China memberikan stimulus dengan melonggarkan aliran kredit sehingga uang beredar tambah banyak, inflasi akan meningkat. Ini bisa menimbulkan masalah baru di China.

Zoellick mengatakan, Uni Eropa harus mengambil langkah yang diperlukan. Sayangnya, langkah yang diambil pemerintah-pemerintah di Eropa kerap kali tidak mendapat dukungan dari rakyat karena dianggap semakin mempersulit kehidupan rakyat.

Serikat buruh mengancam

Di Eropa, beberapa negara melakukan program penghematan demi menjaga posisi keuangan negara supaya tetap aman. Italia, tidak ketinggalan melakukan hal tersebut.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi mengumumkan paket penghematan sebesar 45,5 miliar euro. Paket tersebut termasuk kenaikan pajak, pemangkasan jabatan politis, dan penggabungan pemerintahan di kota-kota kecil.

Bank Sentral Eropa (ECB) dan Kanselir Jerman Angela Merkel memuji langkah Italia ini. Akan tetapi, di dalam negeri, tantangan muncul dari koalisinya sendiri juga dari kalangan pengusaha.

ECB mendesak Italia melakukan penghematan sebagai balas budi karena telah membantu Italia dengan membeli banyak obligasi yang pekan lalu dijual besar-besaran oleh pemegangnya. ECB khawatir tindakan ini akan semakin memperluas krisis. Susanna Camusso, pemimpin serikat buruh terbesar Italia, menyatakan akan memimpin mogok massal pada 23 Agustus mendatang.(AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com