JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Tentara Nasional Indonesia meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya. Pemerintah ingin pembangunan TNI tak hanya untuk mengembangkan TNI yang terlatih, tetapi juga memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dalam penugasan.
Dengan kemampuan keuangan negara yang makin meningkat, kata Presiden, pemerintah juga terus memodernisasi kekuatan dan alat utama sistem persenjataan.
"Kita memperkokoh tradisi di lingkungan TNI, yang memastikan bahwa seluruh jajaran TNI konsisten dalam mengikuti kebijakan politik negara, yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, penghormatan kepada hak asasi manusia, serta patuh pada hukum nasional dan berbagai konvensi internasional yang telah diratifikasi," kata Presiden ketika menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan sidang bersama DPD RI dan DPR RI, Selasa (16/8/2011) di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Turut hadir dalam sidang tersebut Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, dan lainnya.
Presiden mengatakan, penugasan TNI dalam Operasi Militer Selain Perang, khususnya dalam tanggap darurat penanggulangan bencana, penugasan di wilayah perbatasan demi terpeliharanya keutuhan NKRI, dan pembebasan kapal niaga beserta 20 awaknya yang disandera oleh perompak Somalia yang berakhir sukses, menjadi contoh nyata bagi keandalan dan pengabdian tanpa putus dari seluruh prajurit TNI.
Semua ini menunjukkan konsistensi TNI atas komitmennya terhadap keselamatan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Sementara itu, di bidang politik, Kepala Negara mengatakan pemerintah berhasil melaksanakan proses konsolidasi demokrasi yang diakui oleh komunitas internasional, sebagai proses konsolidasi terbaik di Asia dan Afrika.
Demokrasi
Tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah adalah bagaimana meningkatkan kualitas partisipasi politik, sekaligus kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga demokrasi.
Dalam hal partisipasi publik, Presiden berharap, keluasan partisipasi juga disertai dengan pemahaman yang mendalam dan kebijaksanaan serta menjunjung tinggi moral dan etika politik yang luhur.
Presiden juga berharap, lembaga-lembaga demokrasi Indonesia dapat meningkatkan kewibawaannya sehingga dapat meraih kepercayan publik. Empat pilar utama demokrasi di negeri ini, yaitu lembaga Judisial, Legislatif, Eksekutif dan Media, tidak hanya harus otonom dan mandiri, namun juga makin transparan dan akuntabel di depan publik.
"Selain itu, semua lembaga demokrasi, tanpa kecuali, tidak hanya harus memperhatikan proses, namun juga semestinya berorientasi pada kualitas; tidak hanya memperhatikan prosedur namun juga manfaat," kata Presiden.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.