Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Siapkan Alternatif Aturan Kepemilikan Bank

Kompas.com - 18/08/2011, 10:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) masih berkomunikasi dengan pemerintah untuk harmonisasi aturan kepemilikan saham mayoritas di perbankan. BI juga sudah menyiapkan beberapa alternatif aturan, salah satunya kenaikkan modal minimum.

Sumber KONTAN membisikkan, saat ini, BI sedang melakukan alternatif kebijakan bila nantinya tidak terjadi harmonisasi antara pemerintah dengan BI. "Memang sedang mengkaji menaikkan modal minimum. Kenaikan modal akan mengundang investor baru, sehingga pemilik saham bank bertambah dan yang mengawasi lebih banyak," ujarnya, Rabu (17/8/2011).

Tapi, mendongkrak permodalan minimum mempunyai kompleksitas tersendiri. Saat ini, mayoritas pemilik dana adalah investor asing. Jika investor asing masuk ke perbankan akan mengundang perdebatan, karena porsi kepemilikan asing akan membesar. "Pilihannya hanya dua, melarang investor asing sama sekali atau memanfaatkan investor asing yang memiliki komitmen dan berkontribusi ke pembangunan Indonesia. Tetapi BI akan tetap mengutamakan pengaturan kepemilikan saham mayoritas," tambah si sumber. Investor asing datang

Informasi saja, BI berencana menerbitkan aturan kepemilikan saham mayoritas akhir tahun ini. Tujuannya, meningkatkan tata kelola (governance) perbankan. Semakin banyak yang mengawasi, tingkat kehati-hatian perbankan akan semakin bagus.

Awal bulan ini, BI bertemu presiden untuk mengkomunikasikan aturan serta meminta harmonisasi dengan Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2010 tentang Daftar Negatif Investasi yang membolehkan asing menguasai saham bank hingga 99 persen. BI ingin kepemilikan asing diubah menjadi di bawah 50 persen.

Senior Economist & Head of Government Relations Standard Chartered Bank Indonesia, Fauzi Ichsan mengatakan, peningkatan modal bisa menjadi solusi terbaik ketimbang pembatasan kepemilikan saham mayoritas karena akan menimbulkan resistensi dan pertanyaan dari investor. "BI bisa menaikkan modal minimum menjadi Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar," kata Fauzi.

Peningkatan modal perbankan bisa mendatangkan investor baru atau mengakibatkan bank memilih merger, sehingga bank yang diawasi BI berkurang. "Modal Rp 100 miliar termasuk modal minimum terkecil di ASEAN," tambahnya.

BI bisa mendorong semua bank masuk pasar modal karena publik juga bisa mengawasi bank. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menilai, pembatasan kepemilikan saham asing di perbankan nasional merupakan sesuatu yang logis dan wajar. "Di negara lain porsi kepemilikan asing dibatasi," ungkap Zulkifli, Senin (15 /8/2011).

Ia mencontohkan, pembatasan kepemilikan asing di perbankan negara tetangga. Malaysia membatasi kepemilikan asing di level 20 persen dan Filipina 30 persen. Di Singapura pembatasan bervariasi antara 15 persen, 20 persen, dan 25 persen. (Roy Franedya, Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com