Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag: Impor Kentang Bukan Tanggung Jawab Kami

Kompas.com - 14/10/2011, 13:49 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh menekankan, Kemdag tidak pernah terbitkan izin impor kentang karena tata niaganya belum diatur.

"Jadi, bukan tanggung jawab kementerian perdagangan yang masuk-masuk itu," ungkap Deddy di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (14/10/2011).

Terhadap hal itu, Deddy pun mengungkapkan bahwa memang berdasarkan UU Hortikultura, izin impor dari Kemdag. Akan tetapi, Kementerian Pertanian harus menetapkan dulu jenis apa yang boleh dan kuotanya. "Jadi di sana (Kementerian Pertanian) dulu yang menetapkan baru diusulkan di kita (dan) dibahas," tambah dia, jika mau ada pengaturan impor kentang.

Terkait impor, lanjut dia, sebenarnya aturan berlaku umum, seperti Sanitary and Phytosanitary (SPS). "Jadi sebetulnya harus dipelajari dulu jangan sampai menimbulkan dampak secara nasional," tegas Deddy.

Seperti diberitakan, pekan lalu, ratusan petani sayuran asal Jawa Barat berdemo di Kemendag. Mereka meminta perdagangan bebas dengan China dihentikan. Pasalnya, menurut mereka, perdagangan bebas ASEAN-China menyebabkan terjadi serbuan kentang impor asal China.

Dampaknya, harga kentang lokal pun anjlok dari Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 3.800 per kilogram. Harga tersebut berada di bawah titik impas Rp 4.200. Sementara harga kentang impor hanya Rp 2.300 per kilogramnya.

Impor kentang pun kian melonjak dari 10.077 ton tahun 2001 menjadi 43.872 ton pada 2007.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com