Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Oktober Turun

Kompas.com - 03/11/2011, 16:44 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) bulan Oktober 2011, berdasarkan perhitungan Formula ICP, sebesar 109,25 dollar AS per barrel. Ini berarti turun 1,75 dollar AS per barel dari 111 dollar AS per barrel pada bulan sebelumnya.

Sementara harga Minas/SLC turun 1,99. dollar AS per barrel dari 112,50 dollar AS per barrel menjadi 110,51 dollar AS per barel.

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, sebagaimana dikutip dalam situs migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, penurunan harga minyak mentah Indonesia itu sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar Internasional.

Hal ini diakibatkan beberapa faktor. Salah satunya, perekonomian dunia masih dibayangi kekhawatiran akan terjadi resesi ekonomi akibat krisis hutang zona Eropa dan recovery perekonomian AS yang berjalan lambat. Selain itu,  berdasarkan publikasi IEA dan OPEC bulan Oktober 2011, proyeksi permintaan minyak global tahun 2011 menunjukan penurunan dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi 89,2 juta barrel per hari atau turun 0,05 juta barrel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Hal ini akibat rendahnya konsumsi minyak Negara OECD pada triwulan ke-3 tahun 2011 dan penurunan asumsi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia. 

OPEC merevisi permintaaan minyak global tahun 2011 menjadi 87,8 juta barel per hari atau turun 0,18 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat ketidakpastian kondisi ekonomi dunia tahun 2011, kebijakan pengurangan konsumsi minyak untuk transportasi di China dan turunnya komsumsi minyak di India akibat kenaikan harga eceran produk.

Penurunan harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh aspek geopolitik yaitu  dengan berakhirnya rezim Khadafi meningkatkan harapan kembali stabilnya pasokan dari Libya. Untuk kawasan Asia Pasifik, impor minyak China mengalami penurunan sedangkan di Jepang konsumsi listrik turun selama tujuh bulan terakhir yang berimbas pada penurunan impor minyak Jepang.

Walaupun harga cenderung mengalami penurunan, namun terdapat beberapa faktor yang menahan penurunan harga, yakni upaya komprehensif dari kekuatan ekonomi dunia (G20, IMF dan China) untuk menyelesaikan krisis finansial zona Eropa.

Faktor lain adalah rendahnya stok minyak mentah kawasan Eropa dan  turunnya stok gasoline dan distillate di AS, dan elemahnya nilai tukar Dollar AS khususnya pada Euro sehingga meningkatkan data tarik komoditas minyak.

Berdasarkan data yang adan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Oktober 2011 dibandingkan bulan September 2011 adalah: WTI (Nymex) naik 0,82 dollar AS per barel dari 85,61 dollar AS per barrel menjadi 86,43 dollar AS per barrel.

Brent (ICE) turun 1,12 dollar AS per barel dari 109,91 dollar AS per barel menjadi 108,79 dollar AS per barel. Tapis (Platts) turun 4,43 dollar AS per barrel dari 119,73 dollar AS per barrel menjadi 115,30 dollar AS per barrel. Basket OPEC turun 1,36 dollar AS per barrel dari 107,61 dollar AS per barrel menjadi 106,25 dollar AS per barrel. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com