Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arus Modal Asing Tak Dimanfaatkan

Kompas.com - 10/11/2011, 02:34 WIB

Jakarta, Kompas-  Arus modal asing yang cukup deras ke Indonesia, khususnya di pasar modal, kurang dimanfaatkan dalam bentuk aksi korporasi pada tahun ini. Akibatnya, modal asing itu tidak memberi nilai tambah ke sektor riil. Kondisi ini dinilai memprihatinkan.

”Kita membuang peluang untuk memanfaatkan momentum krisis Eropa. Kita gagal karena kurang cukup mendorong BUMN (badan usaha milik negara) dan perusahaan swasta untuk melakukan aksi di pasar modal,” kata Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar dalam Seminar Pasar Modal di Jakarta, Rabu (9/11). Seminar yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengambil tema ”Memanfaatkan Capital Inflow dan Mengantisipasi Resesi Global”.

Selain Mahendra, tampil sebagai pembicara Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nurhaida, Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman Hadad, Sekjen ISEI Anggito Abimanyu, dan Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur II Kementerian BUMN Gatot Trihargo. Seminar dimoderatori Direktur Utama BEI Ito Warsito.

Akibat minimnya aksi korporasi di pasar modal, kata Mahendra, substansi pasar modal nasional sebagaimana tecermin dalam kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak terlihat. Arus modal sesuai sifatnya adalah untuk kepentingan jangka pendek. Namun, para pemangku kepentingan gagal memanfaatkan momentum pengalihan modal ke Asia, termasuk Indonesia, akibat krisis utang di Eropa yang juga mengimbas ke Amerika Serikat itu.

Ito mengingatkan bahwa tahun lalu Kementerian Keuangan menargetkan sedikitnya 10 BUMN akan menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini. Total ada 140 perusahaan BUMN, tetapi sejauh ini baru 18 perusahaan yang melantai di BEI. ”Ada 15 BUMN di sektor perkebunan. Mereka mempunyai luasan lahan demikian luas dan katanya menempati lahan-lahan terbaik karena peninggalan perkebunan yang dikelola Belanda,” kata Ito.

Hingga 8 November 2011, baru ada 18 dari target 25 perusahaan melakukan aksi korporasi dalam bentuk IPO tahun ini. Dari 15 perusahaan IPO, total nilai emisinya mencapai Rp 12,84 triliun. Menurut Ito, BEI sudah kampanye dan bahkan mengajak perbankan untuk saling melengkapi. Beberapa BUMN sudah siap, tapi Kementerian BUMN dinilai kurang siap memproses hal itu.

Diminati asing

Gatot mengakui, minat investor, terutama investor asing pada BUMN di pasar modal sangat dipercaya. Kapitalisasi pasar BUMN di BEI per 7 Oktober lalu Rp 713,92 triliun atau 23 persen total kapitalisasi saat itu. Ekuitas BUMN juga meningkat tajam setelah pelaksanaan IPO.

Menurut Muliaman, perbankan dengan status perusahaan terbuka lebih terjaga akuntabilitasnya. Ini sekaligus mengurangi kasus-kasus perbankan. Dalam beberapa kasus sebelumnya, diketahui para pemiliknya sendiri menjadi pelaku.

Ito menegaskan, dana investor asing yang sempat keluar pada saat IHSG turun, Agustus lalu, juga sudah kembali lagi. Total pembelian bersih investor asing per kemarin sudah mencapai Rp 20 triliun. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com