Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan ADB 100 Juta Dollar AS Untuk Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 10/11/2011, 11:44 WIB
Orin Basuki

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) membantu upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dengan pinjaman 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 880 miliar.

Pinjaman ini diberikan karena Indonesia telah banyak melaksanakan reformasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengembangkan energi terbarukan, dan memasukkan upaya-upaya untuk menghadapi perubahan iklim ke dalam kegiatan pembangunan yang dilakukannya.

"Pendanaan ini akan membantu upaya pemerintah membuat pertumbuhan ekonomi menjadi ramah lingkungan dengan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dan menjadikan upaya-upaya adaptasi sebagai bagian yang integral dari strategi pembangunan nasional pemerintah," kata Direktur ADB untuk Indonesia, Jon D. Lindborg di Manila, Kamis (10/11/2011).

ADB menilai Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dari kondisi biasa tanpa intervensi pada tahun 2020 dan meningkatkan pengurangan tersebut menjadi 40 persen dengan bantuan internasional.

Pengurangan sebesar 26 persen tersebut akan membutuhkan investasi milyaran dollar AS dari saat sekarang hingga 2020. Sebuah penelitian yang dilakukan ADB menunjukkan, dalam skenario dimana keadaan dibiarkan sebagaimana biasa tanpa intervensi maka perubahan iklim di Indonesia akan menimbulkan kerugian antara 0,7 persen hingga 2,5 persen dari Produk Domestik Brutonya pada akhir abad ini.

Penelitian itu juga mencatat bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari separo emisi gas rumah kaca dari seluruh kawasan Asia Tenggara akibat dari penebangan hutan dan perubahan lahan gambut untuk kegiatan pertanian.

Meningkatnya kebutuhan listrik di Indonesia juga meningkatkan emisi gas rumah kaca. Energi bisa menjadi sumber terbesar emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.

Pinjaman ADB untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dengan emisi gas rumah kaca yang rendah dan ketahanan yang lebih kuat terhadap perubahan iklim ini merupakan kelanjutan dari upaya-upaya kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam satu setengah tahun terakhir.

Di antaranya termasuk rencana aksi nasional untuk mengurangi gas rumah kaca, didirikannya unit pengelolaan hutan dan sistem verifikasi kayu yang sah. Upaya selanjutnya adalah memperbaiki lingkungan yang bisa mendukung upaya pengembangan energi geothermal (panas bumi), dan ADB berperan penting di bidang ini.

Indonesia juga telah berupaya memperbaiki metodologi perkiraan perubahan iklimuntuk mengembangkan lebih banyak upaya-upaya adaptasi yang efektif. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com