Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serius...Pembangunan Rusunami Makin Mendesak!

Kompas.com - 06/12/2011, 18:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Intervensi pemerintah untuk mengatasi permasalahan penyediaan rumah saat ini mendesak dilakukan. Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta misalnya, diminta lebih serius menyediakan perumahan bagi masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah.

"Pemerintah harus serius mengatasi permasalahan penyediaan rumah dengan membangun rusunami (rumah susun sederhana milik), karena penyediaan rumah tapak adalah mustahil di dalam kota," kata Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, Her Pramtama, kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (6/12/2011).

Menurutnya, bangunan rusunami untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah kini menjadi salah satu solusi. Hal itu mengingat peningkatan pertumbuhan penduduk di Jakarta semakin tinggi.

"Keenganan dan ketidaksiapan warga Jakarta harus ditinggalkan, serta siap tinggal di rumah susun atau flat atau apartemen," ujarnya.

Untuk menunjang kesiapan, kata Pramtama, perlu adanya desain arsitektur yang inovatif serta kreatif untuk menjawab permasalahan ini. Tak terkecuali, penyediaan akses menuju transportasi publik serta fasilitas ruang terbuka atau taman di area rusunami.

"Tampilan bangunan yang berkarakter harus dipikirkan agar menarik perhatian warga untuk membeli dan nyaman tinggal di situ," katanya.

Sebelumnya, diberitakan oleh KOMPAS, Senin (5/12/2011), pemenuhan rumah rakyat di Indonesia dinilai sudah mencapai tingkatan darurat. Pertumbuhan kebutuhan rumah setiap tahun mencapai 800.000 unit, sedangkan ketersediaan rumah untuk rakyat tidak lebih dari 500.000 unit. Hal tersebut dikemukakan Staf Ahli Menteri Perumahan Rakyat bidang Ekonomi dan Keuangan Hetty Adriasih, dalam diskusi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat 2012, yang diselenggarakan Forum Wartawan Perumahan Rakyat di Bogor, akhir pekan lalu.

Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan rumah, setiap tahun terjadi kekurangan rumah sekitar 300.000 unit. Jika pada 2004 rumah tangga di Indonesia mengalami kekurangan rumah sebanyak 5,4 juta unit, pada 2010 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kekurangan rumah hingga 13,6 juta unit.

"Kondisi tersebut telah mencapai tingkatan darurat perumahan. Jika tidak segera diatasi dengan cepat dan tepat, dapat menimbulkan komplikasi yang sangat membahayakan stabilitas sosial kemasyarakatan," ujar Hetty, saat membacakan sambutan Menteri Perumahan Rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com