Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pedagang Kaki Lima Belajar Mengelola Uang

Kompas.com - 08/12/2011, 07:53 WIB

KOMPAS.com — Meraih ilmu bukan hanya secara formal dan bagi kalangan tertentu. Laki-laki, perempuan, tua, muda, apa pun profesinya, berhak mendapat tambahan ilmu.

Selasa (6/12/2011), sekitar 250 pedagang kaki lima yang semuanya perempuan memperoleh ilmu mengelola keuangan. Mereka sangat antusias karena akan mendapat tambahan ilmu yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf ekonomi.

Linda, anggota sekaligus pengurus Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) di DKI Jakarta, mengakui, ia pernah mendapatkan ilmu pengelolaan keuangan serupa. Kali ini, ia turut serta sebagai panitia acara.

Linda yang sehari-hari berjualan ikan di Muara Angke, Jakarta Utara, menuturkan, ia diajarkan cara memilah-milah uang yang diperoleh dari hasil berdagang. Misalnya, modal harus dikembalikan lagi dengan utuh. Kemudian, keuntungan juga harus dibagi-bagi, antara lain untuk tabungan, biaya hidup sehari-hari, dan dana cadangan. ”Pelatihan semacam ini bagus. Kalau sebelumnya semua uang tercampur sehingga bisa kepakai lagi. Sejak tahu ilmunya, enggak boleh campur lagi uangnya,” kata Linda.

Khodisah, pengurus APKLI, menambahkan, sejak memperoleh ilmu mengelola keuangan, ada rekan perempuannya sesama pedagang kaki lima menjadi lebih galak. ”Galaknya gini, kalau biasanya suami habis dua bungkus rokok dalam sehari, sekarang sudah bisa minta suami mengurangi rokok. Uangnya bisa ditabung,” kata Khodisah.

Ilmu itu langsung diterapkan oleh Linda, Khodisah, dan rekan-rekannya. Kini, ilmu keuangan itu tak hanya membuat sistem pembukuan para pedagang kaki lima menjadi lebih tertib, tetapi juga membuat penggunaan dana lebih tepat. ”Ada yang sebelumnya tidak punya tabungan, kini sudah punya. Bahkan ada yang punya asuransi dan investasi kecil-kecilan,” kata Khodisah.

Acara itu merupakan pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) Asuransi Prudential Indonesia, yang bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Gumelar mengemukakan, dengan kemampuan mengatur keuangan,  kewirausahaan dapat lebih kuat. Khususnya bagi wirausaha perempuan, yang jumlahnya sekitar 60 persen dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan menambahkan, perempuan di Indonesia banyak menjalankan usaha kecil. ”Meski demikian, yang memiliki akses pengetahuan keuangan baik masih sedikit,” kata Kuan.

Sebenarnya, langkah pengenalan terhadap lembaga keuangan ini sesuai dengan program Bank Indonesia (BI), yakni inklusi keuangan. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, sekitar 60 persen dari penduduk Indonesia atau 142 juta jiwa belum tersentuh lembaga keuangan.

Assistant Vice President Corporate Communication Prudential Indonesia Widyananto Sutanto mengakui, sampai kini Prudential belum bekerja sama dengan BI atau perbankan di Indonesia meskipun memiliki misi yang sama, yakni mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan kepada masyarakat. (IDR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com