Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Outlook Ekonomi 2012 Masih Dibayangi Keadaan Eropa

Kompas.com - 12/12/2011, 15:12 WIB
Anastasia Joice

Penulis

Tekanan inflasi juga berasal dari faktor eksternal. Selain dampak pelemahan atau volatilitas nilai tukar rupiah, inflasi dipacu oleh kenaikan harga beras yang sudah meningkat sejak triwulan ketiga 2010. Faktor eksternal lain pemicu inflasi adalah harga emas yang menimbulkan dilema bagi bank sentral sebab masih merupakan bagian dari inflasi inti.

Kesulitan dalam memproyeksikan inflasi sesungguhnya terkait dengan faktor keberanian pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terkait lonjakan beban subsidi BBM. Untuk merasionalkan subsidi BBM, sedianya pemerintah menjalankan rencana pembatasan pemakaian BBM Mei 2011. Salah satu pilihan untuk rencana ini adalah menaikkan harga premium secara terbatas.

BI rate
"Proyeksi BI rate tidak kalah menarik. Kebanyakan ekonom, seperti kami, tidak menduga bahwa BI berani menurunkan BI rate hingga 6 persen ditengah peningkatan gejolak rupiah sejak September 2011. BI rate ini lebih rendah ketimbang 6,5 persen yang kami proyeksikan melalui Catatan Akhir Tahun 2010. BI terbilang bank sentral utama di Asia yang memulai penurunan bunga," kata Budi.

Penggantian piranti ini merupakan kemajuan mengingat BI lebih berpartisipasi dalam pengembangan pasar surat utang negara. Selain itu BI dapat memberikan sinyal penentuan bunga kredit perbankan jangka panjang seperti untuk KPR melalui intervensi beli SUN bertenor panjang.

Sejalan dengan proyeksi inflasi kami yang lebih tinggi, kami menduga BI rate akan kembali naik menjadi 6,5 persen pada akhir tahun 2012. Kami juga mencermati Indonesia, Singapore dan AS pada akhirnya akan mengendalikan pertumbuhan uang beredar agar secara fundamental moneter inflasi dapat terkendali. Tabel di bawah ini menunjukkan negara BRIC terbilang berhasil memperlambat pertumbuhan uang beredar secara drastis.

Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi selama 2012 sebesar 6,2 persen. Proyeksi ini lebih rendah dibanding 6,7 persen yang digunakan pemerintah di dalam APBN 2012. Sebab kami menduga ekspor dan investasi akan melambat seiring dengan risiko krisis global. Demikian juga penurunan harga komoditas akan menghambat kemakmuran daerah di luar Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com