Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Kemiskinan Masih di Atas 10 Persen

Kompas.com - 18/01/2012, 16:00 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (18/1/2012), mendorong peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Presiden memaparkan dua alasan mengapa peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan penting bagi Pemerintah Indonesia.

"Pertama, walaupun angka kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun, kenyataannya tahun ini masih di atas sepuluh persen. Tentu kita harus lebih bersemangat agar di tahun-tahun mendatang lebih turun lagi. Itu realitas pertama," kata Presiden.

Kedua, kata Presiden, gejolak perekonomian global memiliki dampak terhadap upaya penanggulangan kemiskinan. Krisis global dapat menyebabkan inflasi meningkat. Harga energi dan pangan pun terancam meroket. "Kenaikan harga pangan dan energi langsung menghambat penanggulangan kemiskinan. Juga kita saksikan di banyak negara, termasuk negara-negara maju, gejolak perekonomian itu menciptakan pengangguran baru. Kalau itu terjadi di negara berkembang, ada inflasi pangan dan energi, ada new unemployment, dan hampir pasti kemiskinan akan meningkat," kata Presiden.

Maka dari itu, Presiden mengatakan, pemerintah akan terus melakukan percepatan dan perluasan ekonomi, sembari mengurangi angka kemiskinan. Tak hanya Indonesia, negara-negara yang tergabung pada G-20 juga melakukan upaya yang sama. "Bedanya, mereka menggunakan mekanisme pasar, sedangkan kita melalui MP3EI," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com