Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Wirausaha Naik Menjadi 3,74 Juta Orang

Kompas.com - 09/03/2012, 02:40 WIB

Jakarta, Kompas - Nisbah wirausaha di Indonesia dalam setahun terakhir meningkat dari 0,24 persen menjadi 1,65 persen terhadap jumlah penduduk yang sebanyak 237,6 juta orang. Jumlah wirausaha saat ini mencapai 3,74 juta orang dan produk yang dihasilkan merambah ke seluruh dunia.

”Kita berharap pada 2013 rasio (nisbah)-nya mencapai 2 persen. Dengan demikian, penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan makin meningkat,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan dalam peringatan Gerakan Kewirausahaan Nasional, Kamis (8/3), di Jakarta.

Ke depan, diharapkan lebih banyak lagi wirausaha yang menciptakan peluang usaha, termasuk di antaranya pedagang kaki lima. ”Saya menyambut gembira prakarsa pemberdayaan bagi pedagang kaki lima. Sering saya sampaikan, saya tidak senang melihat saudara kita, pedagang kaki lima, digusur-gusur, apalagi dengan kekerasan,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara tersebut.

Presiden berharap pedagang kaki lima (PKL) bisa menjalankan usahanya dengan tertib sesuai dengan ketentuan pemerintahan daerah. Mereka juga diharapkan menjaga kebersihan dan menjual barang yang bermanfaat. Jika usaha mikro, kecil, dan menengah serta pedagang kaki lima tumbuh dengan baik, jumlah penganggur bisa diturunkan. Dengan demikian, angka kemiskinan dan angka kejahatan di perkotaan juga menurun.

”Kaum usahawan ini penting karena mereka menciptakan peluang, bukan menunggu peluang yang diciptakan orang lain. Dia menciptakan peluang sendiri dan juga untuk orang lain,” katanya.

Wirausaha, dalam pandangan Presiden, memiliki daya inovasi, berani mengambil risiko, suka tantangan, dan berani mengambil terobosan. Meski mereka gagal, mereka akan bangkit kembali dan tidak mudah mengambil jalan pintas. Mereka juga ulet dan gigih.

Dalam peringatan itu, Kementerian Koperasi dan UKM meluncurkan program pemberdayaan PKL dengan membagikan 50 gerobak untuk berjualan secara simbolis. Selain itu, juga digelar pameran produk UKM dan bazar PKL. (WHY/OSA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com